Sabtu, 31 Januari 2009

Doa masuk Pasar


Do`a Masuk Pasar

Alhamdulillah kalian semua sehat ya... kalian pasti pernah pergi ke pasar bersama abu wa ummu atau saudara. Ingat ya janganlah kalian masuk pasar sebagai orang yang pertama dan meninggalkan pasar sebagai orang yang terakhir karena nabi melarang demikian, bukankah kalian sudah tahu bahwa syaithon memancangkan benderanya di pasar. Nah maka baca do`anya sebelum masuk pasar, supermarket, atau apa saja sejenis dengan pasar,

“La ilaha illallah wahdahu lasyarikalahu al-mulku wa lahu alhamdu yuhyi wa yumitu wa huwa hayyun layamutu bi yadihi al-khair wa huwa’ala kulli syaiin qadir."

artinya," Tiada ilah selain Alloh tiada sekutu bagi-Nya Dan Alloh adalah Maha Penguasa dan segala pujian hanya milik Alloh yang menghidupkan dan mematikan dan Alloh Hayyun tidaklah mati dan di tangan Alloh semua kebaikan dan Dialah Alloh atas setiap taqdir."
(HR. Ibnu Majah)

Ingat-ingatlah adik-adik untuk selalu untuk menghafal dan mengamalkan doa ini disaat kita akan memasuki pasar atau supermarket atau mini market atau apapun namanya walaupun cuma sekedar melewatinya atau melihat-lihat tanpa ada keinginan untuk membelinya dan sebaiknya kita ke pasar apabila memiliki kebutuhan . Dengan berdo`a kita berharap agar kita dilindungi oleh Alloh dan mendapatkan pahala atas upaya kita mengamalkan sunnah nabi kita.

Baca Selengkapnya »»

Pendidikan Anak dalam Islam

Pendidikan Anak dalam Islam
Oleh Syaikh Muhammad Jamil Zainu dan Syaikh Muqbil bin Hadi

Pendidikan anak adalah perkara yang sangat penting di dalam Islam. Di dalam Al-Quran kita dapati bagaimana Allah menceritakan petuah-petuah Luqman yang merupakan bentuk pendidikan bagi anak-anaknya. Begitu pula dalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kita temui banyak juga bentuk-bentuk pendidikan terhadap anak, baik dari perintah maupun perbuatan beliau mendidik anak secara langsung.


Seorang pendidik, baik orangtua maupun guru hendaknya mengetahui betapa besarnya tanggung-jawab mereka di hadapan Allah ‘azza wa jalla terhadap pendidikan putra-putri islam.


Tentang perkara ini, Allah azza wa jalla berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”.
(At-Tahrim: 6)

Dan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Setiap di antara kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban”

Untuk itu -tidak bisa tidak-, seorang guru atau orang tua harus tahu apa saja yang harus diajarkan kepada seorang anak serta bagaimana metode yang telah dituntunkan oleh junjungan umat ini, Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Beberapa tuntunan tersebut antara lain:

- Menanamkan Tauhid dan Aqidah yang Benar kepada Anak

Suatu hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa tauhid merupakan landasan Islam. Apabila seseorang benar tauhidnya, maka dia akan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat. Sebaliknya, tanpa tauhid dia pasti terjatuh ke dalam kesyirikan dan akan menemui kecelakaan di dunia serta kekekalan di dalam adzab neraka. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan mengampuni yang lebih ringan daripada itu bagi orang-orang yang Allah kehendaki”
(An- Nisa: 48)

Oleh karena itu, di dalam Al-Quran pula Allah kisahkan nasehat Luqman kepada anaknya. Salah satunya berbunyi,

يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar”.
(Luqman: 13)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri telah memberikan contoh penanaman aqidah yang kokoh ini ketika beliau mengajari anak paman beliau, Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam At-Tirmidzi dengan sanad yang hasan. Ibnu Abbas bercerita,

“Pada suatu hari aku pernah berboncengan di belakang Nabi (di atas kendaraan), beliau berkata kepadaku: “Wahai anak, aku akan mengajari engkau beberapa kalimat: Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan dapati Allah di hadapanmu. Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah. Jika engkau meminta tolong, minta tolonglah kepada Allah. Ketahuilah. kalaupun seluruh umat (jin dan manusia) berkumpul untuk memberikan satu pemberian yang bermanfaat kepadamu, tidak akan bermanfaat hal itu bagimu, kecuali jika itu telah ditetapkan Allah (akan bermanfaat bagimu). Ketahuilah. kalaupun seluruh umat (jin dan manusia)berkumpul untuk mencelakakan kamu, tidak akan mampu mencelakakanmu sedikitpun, kecuali jika itu telah ditetapkan Allah (akan sampai dan mencelakakanmu). Pena telah diangkat, dan telah kering lembaran-lembaran”.

Perkara-perkara yang diajarkan oleh Rasulllah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Ibnu Abbas di atas adalah perkara tauhid.

Termasuk aqidah yang perlu ditanamkan kepada anak sejak dini adalah tentang dimana Allah berada. Ini sangat penting, karena banyak kaum muslimin yang salah dalam perkara ini. Sebagian mengatakan bahwa Allah ada dimana-mana. Sebagian lagi mengatakan bahwa Allah ada di hati kita, dan beragam pendapat lainnya. Padahal dalil-dalil menunjukkan bahwa Allah itu berada di atas arsy, yaitu di atas langit. Dalilnya antara lain,

“Ar-Rahman beristiwa di atas ‘Arsy” (Thaha: 5)

Makna istiwa adalah tinggi dan meninggi sebagaimana di dalam riwayat Al-Bukhari dari tabi’in.

Adapun dari hadits,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada seorang budak wanita, “Dimana Allah?”. Budak tersebut menjawab, “Allah di langit”. Beliau bertanya pula, “Siapa aku?” budak itu menjawab, “Engkau Rasulullah”. Rasulllah kemudian bersabda, “Bebaskan dia, karena sesungguhnya dia adalah wanita mu’minah”. (HR. Muslim dan Abu Daud).

- Mengajari Anak untuk Melaksanakan Ibadah

Hendaknya sejak kecil putra-putri kita diajarkan bagaimana beribadah dengan benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mulai dari tatacara bersuci, shalat, puasa serta beragam ibadah lainnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي

“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat” (HR. Al-Bukhari).

“Ajarilah anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka ketika mereka berusia sepuluh tahun (bila tidak mau shalat-pen)” (Shahih. Lihat Shahih Shahihil Jami’ karya Al-Albani).

Bila mereka telah bisa menjaga ketertiban dalam shalat, maka ajak pula mereka untuk menghadiri shalat berjama’ah di masjid. Dengan melatih mereka dari dini, insya Allah ketika dewasa, mereka sudah terbiasa dengan ibadah-ibadah tersebut.

· Mengajarkan Al-Quran, Hadits serta Doa dan Dzikir yang Ringan kepada Anak-anak

Dimulai dengan surat Al-Fathihah dan surat-surat yang pendek serta doa tahiyat untuk shalat. Dan menyediakan guru khusus bagi mereka yang mengajari tajwid, menghapal Al-Quran serta hadits. Begitu pula dengan doa dan dzikir sehari-hari. Hendaknya mereka mulai menghapalkannya, seperti doa ketika makan, keluar masuk WC dan lain-lain.

- Mendidik Anak dengan Berbagai Adab dan Akhlaq yang Mulia

Ajarilah anak dengan berbagai adab Islami seperti makan dengan tangan kanan, mengucapkan basmalah sebelum makan, menjaga kebersihan, mengucapkan salam, dll.

Begitu pula dengan akhlak. Tanamkan kepada mereka akhlaq-akhlaq mulia seperti berkata dan bersikap jujur, berbakti kepada orang tua, dermawan, menghormati yang lebih tua dan sayang kepada yang lebih muda, serta beragam akhlaq lainnya.

- Melarang Anak dari Berbagai Perbuatan yang Diharamkan

Hendaknya anak sedini mungkin diperingatkan dari beragam perbuatan yang tidak baik atau bahkan diharamkan, seperti merokok, judi, minum khamr, mencuri, mengambil hak orang lain, zhalim, durhaka kepada orang tua dan segenap perbuatan haram lainnya.

Termasuk ke dalam permasalahan ini adalah musik dan gambar makhluk bernyawa. Banyak orangtua dan guru yang tidak mengetahui keharaman dua perkara ini, sehingga mereka membiarkan anak-anak bermain-main dengannya. Bahkan lebih dari itu –kita berlindung kepada Allah-, sebagian mereka menjadikan dua perkara ini sebagai metode pembelajaran bagi anak, dan memuji-mujinya sebagai cara belajar yang baik!

Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda tentang musik,

لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ اَلْحِرَ وَالْحَرِيْرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ

“Sungguh akan ada dari umatku yang menghalalkan zina, sutra, khamr dan al-ma’azif (alat-alat musik)”.
(Shahih, HR. Al-Bukhari dan Abu Daud).

Maknanya: Akan datang dari muslimin kaum-kaum yang meyakini bahwa perzinahan, mengenakan sutra asli (bagi laki-laki, pent.), minum khamar dan musik sebagai perkara yang halal, padahal perkara tersebut adalah haram.

Dan al-ma’azif adalah setiap alat yang bernada dan bersuara teratur seperti kecapi, seruling, drum, gendang, rebana dan yang lainnya. Bahkan lonceng juga, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Lonceng itu serulingnya syaithan”. (HR. Muslim).

Adapun tentang gambar, guru terbaik umat ini (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) telah bersabda,

كُلُّ مُصَوِّرٍ فِي النَّارِ، يَجْعَلُ لَهُ بِكُلِّ صُوْرَةٍ صَوَّرَهَا نَفْسًا فَتُعَذِّبُهُ فِي جَهَنَّمَ

“Seluruh tukang gambar (mahluk hidup) di neraka, maka kelak Allah akan jadikan pada setiap gambar-gambarnya menjadi hidup, kemudian gambar-gambar itu akan mengadzab dia di neraka jahannam”(HR. Muslim).

إِنِّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَاباً عِنْدَ اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ اَلْمُصَوِّرُوْنَ

“Sesungguhnya orang-orang yang paling keras siksanya di sisi Allah pada hari kiamat adalah para tukang gambar.” (HR. Muslim).

Oleh karena itu hendaknya kita melarang anak-anak kita dari menggambar mahkluk hidup. Adapun gambar pemandangan, mobil, pesawat dan yang semacamnya maka ini tidaklah mengapa selama tidak ada gambar makhluk hidupnya.

- Menanamkan Cinta Jihad serta Keberanian

Bacakanlah kepada mereka kisah-kisah keberanian Nabi dan para sahabatnya dalam peperangan untuk menegakkan Islam agar mereka mengetahui bahwa beliau adalah sosok yang pemberani, dan sahabat-sahabat beliau seperti Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali dan Muawiyah telah membebaskan negeri-negeri.

Tanamkan pula kepada mereka kebencian kepada Yahudi dan orang-orang zhalim. Tanamkan bahwa kaum muslimin akan membebaskan Al-Quds ketika mereka mau kembali mempelajari Islam dan berjihad di jalan Allah. Mereka akan ditolong dengan seizin Allah.

Didiklah mereka agar berani beramar ma’ruf nahi munkar, dan hendaknya mereka tidaklah takut melainkan hanya kepada Allah. Dan tidak boleh menakut-nakuti mereka dengan cerita-cerita bohong, horor serta menakuti mereka dengan gelap.

- Membiasakan Anak dengan Pakaian yang Syar’i

Hendaknya anak-anak dibiasakan menggunakan pakaian sesuai dengan jenis kelaminnya. Anak laki-laki menggunakan pakaian laki-laki dan anak perempuan menggunakan pakaian perempuan. Jauhkan anak-anak dari model-model pakaian barat yang tidak syar’i, bahkan ketat dan menunjukkan aurat.

Tentang hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang meniru sebuah kaum, maka dia termasuk mereka.”
(Shahih, HR. Abu Daud)

Untuk anak-anak perempuan, biasakanlah agar mereka mengenakan kerudung penutup kepala sehingga ketika dewasa mereka akan mudah untuk mengenakan jilbab yang syar’i.

Demikianlah beberapa tuntunan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam mendidik anak. Hendaknya para orang tua dan pendidik bisa merealisasikannya dalam pendidikan mereka terhadap anak-anak. Dan hendaknya pula mereka ingat, untuk selalu bersabar, menasehati putra-putri Islam dengan lembut dan penuh kasih sayang. Jangan membentak atau mencela mereka, apalagi sampai mengumbar-umbar kesalahan mereka.

Semoga bisa bermanfaat, terutama bagi orangtua dan para pendidik. Wallahu a’lam bishsawab.

Diambil kitab Kaifa Nurabbi Auladana karya Syaikh Muhammad Jamil Zainu dan hadits-hadits tentang hukum gambar ditambahkan dari Hukmu Tashwir Dzawatil Arwah karya Syaikh Muqbil bin Hadi melali www.wiramandiri.wordpress.com.

Baca Selengkapnya »»

Hafshoh binti `Umar Bin Khaththab

Hafshoh binti `Umar Bin Khaththab

Anak-anak di jalan Allah subhanau wa ta`ala. Tentu kalian mengetahui dengan benar bahwa salah seorang istri nabi kita Muhammad shallallahu `alaihi wassalam bernama Hafsah putri dari `Umar bin Khaththab. Sebelumnya beliau dinikahi salah seorang shohabat yang mulia bernama Khunais bin Khudzafah bin Qo`is As-Sahmi Al-Quraisy yang pernah berhijrah dua kali, serta mengikut perang Badar dan perang Uhud lalu Alloh takdirkan setelah itu beliau wafat di negeri hijrah madinah karena sakit yang beliau alami saat perang Uhud. Beliau meninggalkan seorang janda yang masih muda dan bertaqwa yakni Hafshoh yang masih berumur 18 tahun. "Umar benar-benar merasakan gelisah dengan adanya keadaan putrinya yang menjanda dalam keadaan masih muda dan Bbliau juga merasakan kesedihan setiap kali masuk rumah melihat putrinya dalam keadaan berduka.Kemudian `Umar berkesimpulan untuk mencarikan suami untuk putrinya agar kebahagiaan yang telah hilang tatkala dia menjadi seorang istri selama kurang lebih enam bulan dapat kembali.

`Umar menjatuhkan harapannya kepada Abu Bakar Ash Shidiq rodhiallaahu 'anhu orang yang paling dicintai Rosulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam karena Abu Bakar dengan sifat kelembutannya dapat diharapkan membimbing Hafshoh yang mewarisi watak bapaknya yakni bersemangat tinggi dan berwatak tegas. Kemudian bersegeralah `Umar menemui Abu Bakar dan menceritakan perihal Hafshoh berserta ujian yang menimpa dirinya yakni berstatus janda. Sedangkan Abu Bakar ash-Shiddiq memperhatikan dengan rasa iba dan belas kasihan lalu setelah menceritakan keadaan purinya barulah `Umar menawari Abu Bakar agar mau menikahi putrinya. Dalam hatinya dia tidak ragu bahwa Abu Bakar mau menerima purinya sebagai istri ,seorang yang masih muda dan bertakwa. Namun ternyata Abu Bakar tidak menjawab apa-apa. Maka berpalinglah `Umar dengan membawa kekecewaan hatinya yang hampir-hampir dia tidak percaya. Kemudian `Umar menuju rumah `Utsman bin `Affan yang saat itu istri beliau yang bernama Ruqqoyah binti Rosulillah telah wafat karena sakit yang dideritanya.

`Umar menceritakan keadaan yang dialami oleh putrinya kepada `Utsman dan menawari agar mau menikahi putrinya, namun beliau menjawab, "Aku belum ingin menikah saat ini". Semakin bertambahlah kesedihan `Umar atas penolakan Utsman tersebut setelah ditolak oleh Abu Bakar. Kemudian beliau menghadap Rosulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam dan mengadukan keadaan dan sikap Abu Bakar maupun `Utsman. Maka tersenyumlah Rosulllah Shallallaahu 'alaihi wa sallam lalu berkata, "Hafshoh akan dinikahi oleh orang yang lebih baik dari Abu Bakar dan `Utsman sedangkan Ustman akan menikahi wanita yang lebih baik daripada Hafshoh (yaitu putri beliau Ummu Kultsum rodhiallaahu 'anha)"

`Umar bin Khaththab bersyukur atas kemuliaan yang Allah berikan kepada diri dan keluarganya. Hilanglah segala kesedihannya, maka dengan segera dia menyampaikan kabar gembira tersebut kepada setiap orang yang dicintainya sedangkan Abu Bakar adalah orang yang pertama kali beliau temui. Tatkala Abu Bakar melihat `Umar dalam keadaan gembira dan suka cita maka beliau mengucapkan selamat kepada `Umar dan meminta maaf kepada `Umar sambil berkata "Janganlah engkau marah kepadaku wahai `Umar karena aku telah mendengar Rosulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam menyebut-nyebut Hafshoh. Hanya saja aku tidak ingin membuka rahasia Rosulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, seandainya beliau menolak Hafshoh maka pastilah aku akan menikahinya. Maka Madinah mendapat barokah dengan indahnya pernikahan Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam dengan Hafshoh binti `Umar pada bulan Sya'ban tahun ketiga Hijriyah. Begitu pula barokah dari pernikahan `Utsman bin `Affan dengan Ummu Kultsum binti Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam pada bulan Jumadil Akhir tahun ketiga Hijriyah juga.

Begitulah anak-anak semoga Alloh memberi kebaikan kepada kalian semua, Hafshoh bergabung dengan istri-istri Rosulullah dan Ummahatul Mukminin lainnya dalam rumah tangga yang kenabian. Di dalam rumah tangga Nubuwwah ada istri selain beliau yakni Saudah dan `Aisyah. Maka tatkala ada kecemburuan beliau mendekati `Aisyah karena dia lebih pantas dan lebih layak untuk cemburu. Beliau senantiasa mendekati dan mengalah dengan `Aisyah mengikuti pesan bapaknya, yaitu`Umar yang berkata, "Betapa kerdilnya engkau bila dibanding dengan `Aisyah dan betapa kerdilnya ayahmu ini apabila dibandingkan dengan ayahnya".

Hafshoh dan `Aisyah pernah menyusahkan Nabi, maka turunlah firman allah ta`ala yang artinya,

"Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong untuk menerima kebaikan dan jika kamu berdua bantu membantu menyusahkan Nabi,maka sesungguhnya Allah adalah pelindungnya dan (begitu pula) Jibril"

(QS. At-Tahrim: 4)

Ketahuilah anak-anak di jalan Allah, telah diriwayatkan bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam telah mentalak sekali untuk Hafshoh tatkala Hafshoh dianggap menyusahkan Nabi namun beliau rujuk kembali dengan perintah yang dibawa oleh Jibril 'alaihis salam yang mana dia berkata,
"Dia adalah seorang wanita yang rajin shaum, rajin shalat dan dia adalah istrimu di surga".

Hafshoh pernah merasa bersalah karena menyebabkan kesusahan dan penderitaan Nabi dengan menyebarkan rahasianya namun akhirnya menjadi tenang setelah Rosulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam memaafkan beliau. Kemudian Hafshoh hidup bersama Nabi dengan hubungan yang harmonis sebagai seorang istri bersama suaminya. Manakala Rasul yang mulia menghadap ar-Rafiiq al-A'la dan Khalifah dipegang oleh Abu Bakar ash-Shiddiq, maka Hafshoh-lah yang dipercaya diantara Ummahatul Mukminin termasuk Aisyah didalamnya, untuk menjaga mushaf Al-Qur'an yang pertama.

Ketika ayah beliau yang ketika itu adalah Amirul mukminin merasakan dekatnya ajal setelah ditikam oleh Abu Lu'lu'ah seorang Majusi pada bulan Dzulhijjah tahun 13 hijriyah, maka Hafshoh adalah putri beliau yang mendapat wasiat yang beliau tinggalkan. Hafshoh wafat pada masa kekholifahan pada masa bani Ummayah yaitu saat shohabat Mu'awiyah bin Abu Sufyan radhiallaahu 'anhu menjadi Khalifah dan hafshoh binti `Umar wafat setelah memberikan wasiat kepada saudaranya yang bernama `Abdullah bin `Umar dengan wasiat yang diwasiatkan oleh ayahnya radhiallaahu 'anhu. Semoga Alloh subhanahu wa ta`ala meridhai beliau karena beliau telah menjaga al-Qur'an al- Karim, dan beliau adalah wanita yang disebut Jibril sebagai Showwamah dan Qowwamah (Wanita yang rajin shaum dan shalat) dan bahwa beliau adalah istri Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam di jannah.

Anak-anak semoga Allah memberi barakah pada kalian. Semoga Alloh memberi kita kemudahan bagi kitauntuk mengikuti jejak beliau teuatama bagi kalian anak-anak muslimah yang elak akan mengarungi kehidupan bersama suami-suami kalian, ya Alloh kabulkan do`a kami. Amin.

Baca Selengkapnya »»

Sabtu, 24 Januari 2009

Minum Madu Yuk..

Minum Madu Yuk...

Anak-anak di jalan Alloh. Alloh ta`ala berfirman yang artinya,
"Keluarlah dari perutnya (lebah) minuman yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan manusia."
(QS. An-Nahl: 69)

Kalian suka madu kan.. Tentu kalian sudah tau bahwa madu memiliki keistimewaan dibandingkan zat pemanis lainnya. Salah satu keunggulan madu dibanding pemanis lain adalah dapat langsung dikonsumsi setelah diambil dari sarangnya tanpa melalui proses pengolahan terlebih dulu. Hal ini dimungkinkan karena kandungan gula sederhana yang terdapat di dalamnya, yaitu glukosa dan fruktosa dengan kadar yang cukup tinggi. Berbeda dengan gula tebu yang harus diolah sebelum dikonsumsi.


Dilihat dari kandungan asam folatnya, madu sangat baik dikonsumsi ibu hamil. Asam folat merupakan nutrien penting bagi pertumbuhan janin. Kekurangan asam folat pada masa awal kehamilan dapat menyebabkan bayi yang lahir beresiko besar mengalami cacat bawaan pembuluh syaraf.
Madu yang diberikan kepada bayi yang telah makan dan minum selain ASI, dapat memacu pertumbuhan sel darah merah dan otaknya. Madu juga baik bagi pertumbuhan gigi bayi. Karena, madu mengandung antibiotika yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk.

Kandungan mineral dalam madu bermanfaat untuk menjaga kesehatan gigi yaitu sebagai anti bakteri yang ada di mulut, menjaga kekuatan enamel dan dentin. Madu bermanfaat juga untuk obat turun panas, mengurangi rasa mual, gangguan pencernaan, mencegah radang usus besar, sariawan, gatal-gatal, gigitan serangga, untuk mata bintiten dan untuk menjaga kesehatan mata.


Nah sering-sering minum madu ya.. biar Alloh jadikan kita sehat. Amin

Baca Selengkapnya »»

MengenalMakkah

Makkah

Nah anak-anak kini kita akan mengenal lebih dekat kota Makkah yang sekarang ada di saudi arabia. Kota Makkah terletak sekitar 600 km sebelah selatan kota Madinah, kurang lebih 200 km sebelah timur laut kota Jeddah tepatnya pada koordinat 21°25′24″LU,39°49′24″BT.Koordinat: 21°25′24″LU,39°49′24″BT Kotanya merupakan lembah sempit yang dikelilingi gunung gunung dengan bangunan Ka'bah sebagai pusatnya. Dengan itu, pada masa dahulu kota ini rawan banjir bila di musim hujan dan sekarang alhamdulillah pemerintah Arab Saudi memperbaiki kota ini dan merenovasi kota ini.

Seperti pada umumnya kota kota di wilayah Arab Saudi, kota ini beriklim gurun. Penghuni pertamanya adalah nabi Ismail dan ibundanya Hajar lalu diikuti oleh suku jurhum yang menetap disana di samping Nabi Ismail dan ibunya. Setelah suku Jurhum tidak ada maka digantikan suku Quraisy yang dari suku Quraisylah lahir Nabi kita Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wassalam . Di Makkahlah Nabi pertama kali berdakwah kepada kaumnya suku Quraisy tetapi kebanyakan mereka menentang. Lalu Allah subhanahu wa ta`ala perintahkan beliau shallallahu `alaihi wassalam bersama sahabat-sahabatnya pergi berhijroh ke Madinah. Baru pada tahun 8 Hijriyah Makkah dapat dikuasai setelah beliau hijrah ke Madinah an terjadi pelanggaran Perjanjian Hudhaibiyah oleh suku Quraisy.

Jangan lupa juga bahwa di kota Makkah pula terdapat Ka`bah yang terdapat di dalam majid Al Haram.Tentu kalian tahu ka`bah adalah kiblat kita kaum muslimin sedunia dalam menunaikan ibadah kepada Allah ta`ala. Di kota Makkah juga sebagi tempat perlindungan bagi siapa saja yag menyelamatkan diri atau berlindung disana, bahkan pembunuh tidak dapat dibunuh di makkah tersebut. Ketahuilah pula oleh kalian bahwa Kota Makkah pernah menjadi tempat pemerintahan sesudah Khulafaur Rosyidin yaitu pemerintahan sahabat Abdullah bin Zubair bin Awwam.

Anak-anak semoga Alloh menjaga kalian
. Semoga Alloh memudahkan kita dapat berhaji sehingga dengan begiu kita dapat mengunjungi Makkah pula. Ya Alloh kabulkan peromohonan hamba-hamba-Mu ini. Amin.

Baca Selengkapnya »»

Minggu, 18 Januari 2009

Kepada Orangtua Yang Peduli

Kepada Orangtua Yang Peduli

Kepada orangtua, kepada ummu dan abu yang mencintai sunnah ini dan menginginkan kebaikan bagi dirinya dan juga untuk buah hatinya dengarlah nasihat seorang ulama ahlussunnah wal jama`ah agar kita senantiasa membenci yahudi laknatullah. Semoga dengan senantiasa mendengar nasihat kita selalu mendapat kebaikan dan kemudahan serta tentunya pahala yang berlipatdari Alloh ta`ala di dalam mendidik anak-anak kita dan mengamalkan sunnah ini di dalam hidup kita, juga anak-anak kita dan untuk kaum muslimin secara umum .

Wahai orangtua dengarlah nasihat beliau...

Oleh: Asy Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu


[Berkata Asy Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, ketika beliau berbicara tentang pentingnya menanamkan jihad dan keberanian kepada anak-anak kaum muslimin:]

[Hendaknya orang tua..]

1. Menyediakan waktu khusus untuk duduk bersama keluarga serta para murid dan membacakan buku tentang sirah Rasul shallallahu ‘alaihi wassalam serta sirah shahabatnya. Agar mereka mengetahui bahwa beliau adalah sosok yang pemberani, dan sahabat-sahabat beliau seperti Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali dan Muawiyah telah membebaskan negeri-negeri kita.

Ini merupakan sebab datangnya hidayah Allah kepada kita. Mereka ditolong dengan sebab keimanan dan peperangan mereka, pengamalan mereka terhadap Al-Quran dan As-Sunnah, serta akhlak mereka yang tinggi.

2. Mendidik anak-anak agar berani, beramar ma’ruf nahi munkar, dan hendaknya mereka tidaklah takut melainkan hanya kepada Allah. Dan tidak boleh menakut-nakuti mereka dengan cerita-cerita bohong, horor serta menakuti mereka dengan gelap.

3. Menanamkan pada anak-anak dendam kesumat kepada Yahudi dan orang-orang zhalim. Pemuda-pemuda kita akan membebaskan Palestina dan Al-Quds ketika mereka kembali mempelajari Islam dan berjihad di jalan Allah dan mereka akan ditolong dengan seizin Allah.

4. Memberi kisah-kisah pendidikan Islam yang bermanfaat seperti serial kisah Al-Quran Al-Karim dan sirah nabawiyah serta tokoh-tokoh sahabat dan para pahlawan muslim seperti kitab:

- Asy-Syama’il Muhammadiyah wal Akhlaqun Nabawiyah dan Adab Al-Islamiyah
- Min Bada’il Qashash An-Nabawi Ash-Shahih

(Dinukil dari blog ulamasunnah.wordpress.com dari buku “Kaifa Nurabbi Auladana”, karya Asy Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, halaman 56-57, Penerbit Al Ilmu Jogja, Muroja’ah: Al Ustadz Ali Basuki, Lc)


Baca Selengkapnya »»

Sahabat Utsman bin Affan

`Utsman bin ‘Affan


Anak-anak semoga kalian mendapat rahmat Alloh ta`ala
, sekarang kita akan mengenal dan mempelajari Khulafaur Rosyidin yang ke-3 yaitu `Utsman bin `Affan. Ketahuilah oleh kalian nama lengkap beliau adalah ‘Utsman bin `Affan bin Abi `Ash bin Umayah bin `Abdi Syams bin `Abdi Manaf al Umawy al Qurasy, di masasebelum datangnya islam yaitu masa jahiliyah beliau dipanggil dengan Abu ‘Amr lalu saat telah tiba masa Islam `beliau mendapat nama kunyah yaitu Abu ‘Abdillah. Tentu kalian juga sudah mengetahui bahwa beliau digelari dengan sebutan “Dzunnuraini”, dikarenakan beliau menikahi dua puteri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam yaitu Ruqayah dan Ummu Kultsum radhiallahuma anha. Ibu sahabat `utsman bin `Affan bernama Arwa’ bin Kuraiz bin Robi’ah bin Habib bin ‘Abdi Syams yang kemudian masuk Islam pula.


Anak-anak semoga kalian diberkahi oleh Rabb kita,
Imam Muslim telah meriwayatkan dari ‘Aisyah, seraya berkata,” Pada suatu hari Rosulullah sedang duduk dimana paha beliau terbuka, maka Abu Bakar meminta izin kepada beliau untuk menutupinya dan beliau mengizinkannya, lalu paha beliau tetap dalam keadaan semula (terbuka). Kemudian `Umar minta izin untuk menutupinya dan beliau mengizinkannnya, lalu paha beliau tetap dalam keadaan semula (terbuka), ketika `Utsman meminta izin kepada beliau, maka beliau melepaskan pakaiannya (untuk menutupi paha terbuka). Ketika mereka telah pergi, maka aku (`Aisyah) bertanya,”Wahai Rosulullah, Abu Bakar dan `Umar telah meminta izin kepadamu untuk menutupinya dan engkau mengizinkan keduanya, tetapi engkau tetap berada dalam keadaan semula (membiarkan pahamu terbuka), sedangkan ketika `Utsman meminta izin kepadamu, maka engkau melepaskan pakainanmu (dipakai untuk menutupinya). Maka Rosulullah menjawab,” Wahai `Aisyah, Bagaimana aku tidak merasa malu dari seseorang yang malaikat saja merasa malu kepadanya”.

Ibnu ‘Asakir dan yang lainnya menjelaskan dalam kitab “Fadhail ash Shahabah” bahwa `Ali bin Abi Thalib ditanya tentang `Utsman, maka beliau menjawab,” Utsman itu seorang yang memiliki kedudukan yang terhormat yang dipanggil dengan Dzunnuraini, dimana Rosulullah menikahkannya dengan kedua putrinya."

Perjalanan hidup beliau yang tidak pernah terlupakan dalam sejarah adalah beliau membukukan Al-Qura’an dalam satu versi bacaan dan membuat beberapa salinannya yang dikirim kebeberapa negeri-negeri Islam. Beliau juga memerintahkan umat Islam agar berpatokan kepadanya dan memusnahkan mushaf yang dianggap bertentangan dengan salinan tersebut. Dan alhamdulillah atas izin Alloh ta’ala, melalui tindakan beliau ini umat Islam dapat memelihara ke aslian Al-Qur’an sampai saat ini .

Anak-anak di jalan Allah yang mulia,lihatlah bagaimana cara beliau hidup,
diriwayatkan dari oleh Imam Ahmad bin Hanbal dalam kitab Musnadnya dari Yunus bahwa ketika al Hasan ditanya tentang orang yang beristirahat pada waktu tengah hari di masjid ?. maka ia menjawab,
”Aku melihat `Utsman bin `Affan beristirahat di masjid, padahal beliau sebagai Kholifah, dan ketika ia berdiri nampak sekali bekas kerikil pada bagian rusuknya, sehingga kami berkata,” Ini Amirul Mukminin, Ini Amirul Mukminin..”.

Diriwayatkan pula oleh Abu Na’im dalam kitabnya “Hulyah al Auliyah” dari Ibnu Sirin bahwa ketika `Utsman terbunuh, maka isteri beliau berkata,
” Mereka telah tega membunuhnya, padahal mereka telah menghidupkan seluruh malam dengan Al-Quran”.

Ibnu Abi Hatim telah meriwayatkan dari `Abdullah bin `Umar, seraya ia berkata dengan firman Alloh” yang artinya,
“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.”
(QS. Az-Zumar:9)
Yang dimaksud adalah `Utsman bin `Affan.

Beliau wafat dan syahid pada tahun 35 H pada pertengahan tasyriq tanggal 12 Dzul Hijjah, dalam usia 80 tahun lebih, dibunuh oleh kaum pemberontak (Khowarij) yang telah mengepung dan menahan beliau di dalam rumah beliau pada bulan haji. Dan beliau adalah seorang yang sabar dan tidak ingin menumpahkan darah seorang muslim, bahkan ketahuilah anak-anak bahwa tuduhan-tuduhan yang dituduhkan pada beliau adalah dusta dan beliau telah melarang para sahabat radhiallahu `anhum saat itu untuk bertempur mengusir khawarij yang mengepung beliau karena rasa kasih sayang beliau pada ummat ini. Namun hati-hati mereka khawarij telah gelap sehingga mereka sepakat membunuh beliau di saat membaca kalamulloh.

Anak-anak, semoga kita dimudahkan oleh Rabb kita untuk dapat mengikuti salaful ummah kita dan kita dimasukkan jannah dan kita juga memohon dijauhkan dari pemahaman yang jauh tuntunan nabi kita. Amin.

Baca Selengkapnya »»

Sahabat Utsman bin Affan

Utsman bin ‘Affan

Anak-anak semoga kalian mendapat rahmat Alloh ta`ala, sekarang kita akan mengenal dan memeNama lengkapnya adalah ‘Utsman bin `Affan bin Abi `Ash bin Umayah bin `Abdi Syams bin `Abdi Manaf al Umawy al Qurasy, ketahuilah pada masa jahiliyah beliau dipanggil dengan Abu ‘Amr kemudian berubah pada masa Islam nama julukannya (kunyah) adalah Abu ‘Abdillah. Beliau juga digelari dengan sebutan “Dzunnuraini”, dikarenakan beliau menikahi dua puteri Rosululloh shallallahu ‘alaihi wassalam yaitu Ruqoyah dan Ummu Kaltsum. Ibunya bernama Arwa’ bin Kuraiz bin Robi’ah bin Habib bin ‘Abdi Syams yang kemudian juga menganut .

Imam Muslim telah meriwayatkan dari ‘Aisyah, seraya berkata,” Pada suatu hari Rosululloh sedang duduk dimana paha (paha bagian bawah yang berdekatan dengan lutut bagian atas) beliau terbuka, maka Abu Bakar meminta izin kepada beliau untuk menutupinya dan beliau mengizinkannya, lalu paha beliau tetap dalam keadaan semula (terbuka). Kemudian `Umar minta izin untuk menutupinya dan beliau mengizinkannnya, lalu paha beliau tetap dalam keadaan semula (terbuka), ketika `Utsman meminta izin kepada beliau, amaka beliau melepaskan pakaiannya (untuk menutupi paha terbuka). Ketika mereka telah pergi, maka aku (`Aisyah) bertanya,”Wahai Rosululloh, Abu Bakar dan `Umar telah meminta izin kepadamu untuk menutupinya dan engkau mengizinkan keduanya, tetapi engkau tetap berada dalam keadaan semula (membiarkan pahamu terbuka), sedangkan ketika `Utsman meminta izin kepadamu, maka engkau melepaskan pakainanmu (dipakai untuk menutupinya). Maka Rosululloh menjawab,” Wahai `Aisyah, Bagaimana aku tidak merasa malu dari seseorang yang malaikat saja merasa malu kepadanya”.


Anak-anak yang penuh semangat semoga kalian dimudahkan oleh Robbuna, tentu kalian mengetahui dengan benar peristiwa tidak pernah akan terlupakan dalam sejarah umat islam adalah saat beliau membukukan Al-Qura’an dalam satu versi bacaan dan membuat beberapa salinannya yang dikirim kebeberapa negeri negeri Islam. Serta memerintahkan umat Islam agar berpatokan kepadanya dan memusnahkan mushaf yang dianggap bertentangan dengan salinan tersebut. Biidzinillah, melalui tindakan beliau ini umat Islam dapat memelihara ke kemurnian Al-Qur’an sampai sekarang ini. Semoga Allah ta`ala membalasnya dengan balasan yang terbaik.

Diwayatkan dari oleh Imam Ahmad bin Hanbal dalam kitab Musnadnya dari yunus bahwa ketika al Hasan ditanya tentang orang yang beristirahat pada waktu tengah hari di masjid ?. maka ia menjawab,”Aku melihat `Utsman bin `Affan beristiraharit di masjid, padahal beliau sebagai Kholifah, dan ketika ia berdiri nampak sekali bekas kerikil pada bagian rusuknya, sehingga kami berkata,” Ini amirul mukminin, Ini amirul mukminin..”

Diriwayatkan oleh Abu Na’im dalam kitabnya “Hilyah al Auliyah” dari Ibnu Sirin bahwa ketika `Utsman terbunuh, maka isteri beliau berkata,” Mereka (khowarij/pemberontak)telah tega membunuhnya, padahal mereka telah menghidupkan seluruh malam dengan Al-Quran”.

Ibnu Abi Hatim telah meriwayatkan dari Abdullah bin Umar, seraya ia berkata dengan firman Allah”. “(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Rabbnya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (Qs Az-Zumar:9) yang dimaksud adalah `Utsman bin Affan.

Beliau wafat pada tahun 35 H pada pertengahan tasyriq tanggal 12 DzulHijjah tahun 35 H. Demikianlah kisah seorang sahabat Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wassalam yang telah dijamin masuk jannah dan beliau dibunuh oleh sesama muslim dan ketahuilah wahai anak-anak sesungguhnya para sahabat nabi berkeinginana membela beliau bahakan `Ali Bin Abi Tholib dan Zubair bin Awwam mengirimkan putra-putra mereka untuk menjaga beliau, tetapi beliau menolaknya dengan alasan ingin menjaga kehormatan dan darah muslim. Namun Para pemberontak tetap melakukan pembunuhan atas beliau di masa senja usia belia. Semoga Allah ta`ala memberikan balasan atas jasa-jasa beliau.

Anak-anak di jalan Alloh semoga kalian diberkahi, marilah kita berusaha mengikuti jejak beliau dalam kehidupan ini. Semoga kita semua oleh-Nya dimudahkan dalam mengamalkan amal-amal kebajikan dan dijauhkankan dari fitnah. Amin.

Baca Selengkapnya »»

Rabu, 14 Januari 2009

Cerita Untuk Anak

Cerita Dalam Dunia Anak


Oleh: Al-Ustadzah Ummu ‘Abdirrahman Bintu ‘Imran

Cerita fiksi, dengan niat sebaik apapun -termasuk “berdakwah”, tetaplah kedustaan. Sehingga tak sepantasnya anak-anak kita dijejali oleh beragam cerita rekaan yang hanya akan memperkuat fantasi khayalnya. Terlebih cerita-cerita tersebut, baik yang berbentuk cerpen, komik, ataupun novel, mengandung hal-hal yang bisa merusak akidah mereka.

Kalau kita berkunjung ke perpustakaan atau toko buku, deretan buku cerita untuk anak-anak sangat mudah kita jumpai. Dari cerita legenda sampai yang bertema agama. Mulai cerita daerah sampai cerita yang diadopsi dari negeri asing.



Memang, anak-anak –sebagaimana orang dewasa– sangat menyukai cerita. Cerita memang bisa menjadi media yang sangat efektif untuk menyampaikan dan menanamkan berbagai nilai, baik positif maupun negatif, pada diri anak.

Namun sayang, sebagian besar cerita yang disuguhkan kepada anak-anak adalah cerita fiksi. Dengan kata lain, menyuguhkan kedustaan dan khayalan. Ironisnya, cerita-cerita seperti inilah yang justru digemari oleh anak-anak, termasuk anak-anak kaum muslimin. Karakter-karakter khayal dan asing dengan alur cerita yang mengasyikkan membuat mereka menjadi pengkhayal; ingin menjadi seorang “jagoan” yang perkasa atau seorang “putri” yang lembut dan jelita.

Isi cerita pun turut mendukung kerusakan yang ada. Cerita yang seram dan menakutkan membuat anak menjadi ciut nyali dan kehilangan keberaniannya. Bahkan banyak cerita yang nyaris meruntuhkan tauhid. Cerita tentang “kantong ajaib” sampai “peri yang baik” bisa membuat anak percaya, segala yang mereka inginkan bisa tercapai bukan melalui kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Wal ‘iyadzu billah!

Kalaupun ada cerita bertema agama –baik yang tercantum di rubrik-rubrik kisah majalah anak ataupun yang terbukukan–, seringkali yang ada adalah cerita rekaan, atau kisah-kisah yang benar namun dibumbui dengan berbagai tambahan dan pengurangan. Semuanya berujung pada kedustaan.

Tidak dipungkiri, cerita dapat menimbulkan pengaruh bagi yang mendengar atau membacanya. Oleh karena itulah di dalam Al-Qur`an kita dapati berbagai kisah yang bermanfaat, tentang para nabi ataupun umat-umat terdahulu. Begitu pula Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, menuturkan kisah-kisah dengan bahasa yang begitu fasih, penyampaian yang begitu jelas dan gamblang.

Namun bedanya, kisah-kisah dalam Al-Qur`an maupun yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berisi tentang kenyataan yang benar-benar terjadi dan jauh dari sekadar dusta dan khayalan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي اْلأَلْبَابِ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَى وَلَكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal. Al-Qur`an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi sebagai pembenar kitab-kitab yang sebelumnya dan penjelas segala sesuatu, dan sebagai petunjuk serta rahmat bagi kaum yang beriman.(Yusuf: 111)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman pula tentang Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى. إِنْ هُوَ إِلاَّ وَحْيٌ يُوْحَى

“Tidaklah dia berkata dari hawa nafsunya. Yang dikatakannya itu tidak lain wahyu yang diwahyukan.” (An-Najm: 3-4)

Maka dari itu, mestinya kita benar-benar memerhatikan ketika hendak memilihkan bacaan, menuliskan cerita atau menuturkan kisah kepada anak-anak. Tak boleh ada unsur kedustaan sepanjang cerita itu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Kitab-Nya:

إِنَّمَا يَفْتَرِي الْكَذِبَ الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِ اللهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْكَاذِبُونَ

“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.” (An-Nahl: 105)

Dusta, biarpun dalam rangka berkisah yang sifatnya menghibur anak-anak, tetaplah dilarang. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyatakan hal itu dalam sabda beliau yang diriwayatkan oleh Bahz bin Hakim dari ayahnya dari kakeknya, dia berkata: Aku mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّثُ بِالْحَدِيْثِ لِيُضْحِكَ بِهِ القَوْمَ فَيَكْذِبُ، وَيْلٌ لَهُ، وَيْلٌ لَهُ

“Binasalah orang yang berbicara untuk membuat orang-orang tertawa dengan ucapannya, lalu dia berdusta. Binasalah dia, binasalah dia!” (HR. At-Tirmidzi no. 2315, dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi)

Oleh karena itu, kita perlu waspada dan ekstra hati-hati agar tidak terjerumus dalam perbuatan seperti ini. Apalagi jika kita terbiasa membuat-buat dongeng atau cerita rekaan, hingga tanpa terasa kita jadi terbiasa berdusta. Sementara Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan bahwa orang yang terbiasa berdusta akan dicatat di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai seorang pendusta. Na’udzu billah!

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَىيَهْدِي إِلَى الْفُجُوْرِ وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَ البِرِّ وَإِنَّ البِرَّ يَهْدِي إلَى الْجَنَّةِ ومَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا، وَإِنَّ الْكَذِبَ هْدِي إِلَى النَّارِ، وَلاَ يَزَالُ الْعَبْدُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا

“Sesungguhnya kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan akan membimbing ke surga, dan seseorang senantiasa jujur dan membiasakan untuk jujur hingga dicatat di sisi Allah sebagai seorang yang jujur. Dan sesungguhnya dusta akan membimbing pada kejahatan, dan kejahatan akan membimbing ke neraka, dan seorang hamba senantiasa berdusta dan membiasakan untuk dusta hingga dicatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta. (HR. Al-Bukhari no. 6094 dan Muslim no. 2607)

Dusta juga termasuk perangai orang munafik. Demikian dinyatakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabda beliau yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا ائْتُمِنَ خَانَ

“Tanda orang munafik itu ada tiga: bila bicara dia dusta, bila berjanji dia mengingkari, dan bila diberi amanah dia mengkhianati.” (HR. Al-Bukhari no. 33 dan Muslim no. 107)

Lebih dari itu, dusta merupakan dosa besar yang diancam dengan azab di neraka, sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Samurah bin Jundab radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa suatu pagi, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada para sahabat:

دُو مِنْإِنَّهُ أَتَانِي اللَّيْلَةَ آتِيَانِ وَإِنَّهُمَا ابْتَعَثَانِي وَإِنَّهُمَا قَالاَ لِي: انْطَلِقْ. وَإِنِّي انْطَلَقْتُ مَعَهُمَا…- الْحَدِيثَ- وَفِيهِ: وَأَمَّا الرَّجُلُ الَّذِي أَتَيْتَ عَلَيْهِ يُشَرْشِرُ شِدْقَهُ إِلَى قَفَاهُ وَمِنْخَرَهُ إِلَى قَفَاهُ وَعَيْنَهُ إِلَى قَفَاهُ فَإِنَّهُ الرَّجُلُ يَغْ بَيْتِهِ فَيَكْذِبُ الْكِذْبَةَ تَبْلُغُ الْآفَاقَ

“Semalam aku didatangi oleh dua orang malaikat, lalu mereka berdua mengajakku pergi. Mereka berkata padaku, ‘Mari kita pergi!’ Aku pun pergi bersama mereka berdua….” (sampai beliau mengatakan), “Adapun orang yang kaulihat sedang merobek/memotong mulutnya hingga ke tengkuknya, hidungnya hingga ke tengkuknya, kedua matanya hingga ke tengkuknya adalah orang yang suka berangkat di pagi hari dari rumahnya, lalu dia membuat kedustaan, sampai kedustaan itu mencapai seluruh penjuru.” (HR. Al-Bukhari no. 7047)

Orang seperti ini berhak mendapatkan azab, karena berbagai kerusakan yang timbul dari kedustaan yang dibuatnya. Sementara, dia melakukan dusta itu dengan keinginannya, bukan karena dipaksa atau karena terdesak. (Fathul Bari, 12/557)

Ancaman apa lagi yang lebih mengerikan daripada azab seperti ini?

Kalau memang kita ingin memberikan kisah-kisah untuk memberikan pelajaran kepada anak dan menanamkan akhlak yang baik, kita bisa mengambil cerita-cerita yang ada di dalam Al-Qur`an dan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang shahih. Atau melalui kisah hidup Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat beliau radhiyallahu ‘anhum, dari kitab-kitab biografi yang ditulis oleh para ulama, yang di dalamnya sarat dengan keteladanan dan pelajaran serta dituturkan sebagaimana jalan cerita yang ada, tanpa pengurangan dan penambahan, sekalipun kita menuturkannya dengan bahasa anak-anak.

Yang banyak pula ditemukan sekarang ini, kisah-kisah para tokoh Islam, baik dari kalangan para rasul, sahabat, dan yang lainnya, dalam bentuk cerita bergambar. Nabi Adam ‘alaihissalam maupun nabi-nabi yang lain digambarkan sedemikian rupa dalam ilustrasi buku cerita maupun karakter film kartun. Begitu pula tokoh-tokoh yang lainnya.

Yang seperti ini dilarang, karena jelas-jelas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kita membuat gambar-gambar makhluk bernyawa ataupun menyimpannya di dalam rumah. Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma pernah mengatakan:

سَمِعْتُ مُحَمَّدًا صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: مَنْ صَوَّرَ صُوْرَةً فِي الدُّنْيَا كُلِّفَ أَنْ يَنْفُخَ فِيْهَا الرُّوْحَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَلَيْسَ بِنَافِخٍ

“Aku pernah mendengar Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Siapa yang membuat sebuah gambar (makhluk hidup) di dunia, ia akan dibebani untuk meniupkan ruh kepada gambar tersebut pada hari kiamat, padahal ia tidak bisa meniupkannya’.” (HR. Al-Bukhari no. 5963 dan Muslim no. 5507)

Jabir radhiyallahu ‘anhu juga mengatakan:

نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم عَنِ الصُّوْرَةِ فِي الْبَيْتِ وَنَهَى أَنْ يَصْنَعَ ذَلِكَ

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang memasukkan gambar (makhluk hidup) ke dalam rumah dan melarang untuk membuat yang seperti itu.” (HR. At-Tirmidzi no. 1749, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi)

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha menyampaikan pula bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

إِنَّ أَصْحَابَ هَذِهِ الصُّوَرِ يُعَذَّبُوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَيُقَالُ: أَحْيُوا مَا خَلَقْتُمْ. وَقَالَ: إِنَّ الْبَيْتَ الَّذِي فِيْكَةُهِ الصُّوَرُ لاَ تَدْخُلُهُ الْمَلاَئِ

“Sesungguhnya pembuat gambar-gambar (makhluk bernyawa) seperti ini akan diazab pada hari kiamat dan dikatakan pada mereka, ‘Hidupkan apa yang kalian ciptakan ini!’.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Sesungguhnya rumah yang di dalamnya terdapat gambar-gambar (makhluk bernyawa) tidak akan dimasuki oleh malaikat.” (HR. Al-Bukhari no. 5961 dan Muslim no. 2107)

Di samping itu, perbuatan semacam ini mengandung pelecehan terhadap para nabi dan para tokoh yang digambarkan. Demikian difatwakan oleh para ulama, sebagaimana termaktub dalam fatwa Al-Lajnah Ad-Da`imah lil Buhutsil ‘Ilmiyyah wal Ifta` yang diketuai oleh Asy-Syaikh Abdul ‘Aziz bin Abdillah bin Baz t: “Dilarang menggambar para sahabat atau salah seorang di antara mereka, karena hal itu mengandung peremehan dan pelecehan terhadap mereka, serta mengakibatkan penghinaan terhadap para sahabat. Walaupun diyakini di sana ada maslahat, namun mafsadah yang ditimbulkan jauh lebih besar. Sementara segala sesuatu yang mafsadahnya lebih besar itu terlarang. Keputusan tentang larangan atas hal ini telah ditetapkan dalam Majlis Hai`ah Kibaril ‘Ulama. (Fatawa Al-Lajnah Ad-Da`imah lil Buhutsil ‘Ilmiyyah wal Ifta`, 1/712 no. 2044)

Bagaimana kiranya dengan menggambar para nabi yang lebih mulia daripada para sahabat? Tentu lebih jelas lagi pelarangannya.

Sudah semestinya kita bersikap bijak untuk memilah, mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang menyelamatkan dan mana yang membahayakan, baik untuk anak-anak maupun diri kita.

Wallahu ta’ala a’lamu bish-shawab.


Baca Selengkapnya »»

Tentang Ulang Tahun

Hukum Merayakan Ultah

Soal: Bagaimana hukum yang berkaitan dengan perayaan hari ulang tahun perkawinan dan hari lahir anak-anak ?

Pertanyaan ini dijawab oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin

Jawaban : Tidak pernah ada (dalam syar’iat tentang) perayaan dalam Islam kecuali hari Jum’at yang merupakan Ied (hari Raya) setiap pekan, dan hari pertama bulan Syawaal yang disebut hari Ied al-Fitr dan hari kesepuluh Dzulhijjah atau disebut Ied Al-Adhaa - atau sering disebut hari ‘ Ied Arafah - untuk orang yang berhaji di ‘Arafah dan hari Tasyriq (tanggal ke 11, 12, 13 bulan Dzul-Hijjah) yang merupakan hari ‘Ied yang menyertai hari Iedhul ‘Adhaa.

Perihal hari lahir orang-orang atau anak-anak atau hari ultah perkawinan dan semacamnya, semua ini tidak disyariatkan dalam (Islam) dan merupakan bid’ah yang sesat. (Syaikh Muhammad Salih Al ‘ Utsaimin)

Sumber :
Al-Bid’u wal-Muhdatsaat wa maa laa Asla Lahu- Halaman 224; Fataawa fadhilatusy-Syaikh Muhammad As-Saalih Al-’Utsaimin- Jilid 2, Halaman 302.

Dicopy dari unofficial salafy.or.id offline.

(Diterjemahkan dari tulisan Syaikh Muhammad As-Saalih Al-’Utsaimin, url sumber http://www.fatwaonline.com/fataawa/innovations/celebrations/cel003/0010428_1.htm oleh tim Salafy.or.id

Baca Selengkapnya »»

Sabtu, 10 Januari 2009

Surat Dari Gaza

SURAT DARI SAUDARA KITA SALAFY DI JALUR GAZA
Rabu, 07-Januari-2009, Penulis: Muhammad Abu Umar


Assalamualaikum, saya membaca pesan-pesan berikut yang ditulis saudara kita Muhammad Abu Umar semenjak tiga hari yang lalu di salah satu miling list salafiyah. Dan saya ingin menukilkannya di sini (Abu Abdillah Nadir Asshahid):



Bismillahirrahmanirrahim

Kepada saudara-saudaraku yang dimuliakan Allah. Saya akan bercerita singkat kepada kalian akan keadaan di kota Gaza pada hari-hari belakangan ini, bersamaan dengan tiada hentinya Yahudi melancarkan serangannya ke pusat kota.


Saya tulis (surat ini) kepada kalian sambil melilitkan selimut tebal karena cuaca yang amat dingin. Karena saya terpaksa membuka jendela di rumah karena khawatir hancur ketika (datang) suara menggelegar pesawat-pesawat tempur Yahudi disertai dentuman-dentuman bahan peledak.

Saya kumpulkan anak-anak di satu kamar dan sepanjang hari (saya) di sisi mereka. Dan mereka dalam keadaan takut. Tentu saja hal ini menjadi kondisi umum setiap keluarga di Gaza.

Kondisi ini belum lagi ditambah terputusnya saluran listrik dalam tempo yang panjang. Listrik di rumah sudah putus sejak tiga hari (yang lalu) dan saya sudah menyambung kabel lain agar listrik dapat sampai ke rumah. Dan suara ledakan-ledakan serta gelegar (pesawat-pesawat tempur) terus menerus tiada henti. Dan suara pesawat di udara sangat bising sekali.

Toko-toko, sekolah-sekolah dan kampus (semuanya) tutup. Ada dua bangunan di Universitas Islamiyah yang sudah dihancurkan sehingga tidak ada lagi yang tersisa.

Masjid-masjid menjadi target pesawat tempur, dan saya melihat sebuah masjid yang dekat dari tempat tinggal saya sudah hancur rata dengan tanah dan sekarang kami menjama’ shalat-shalat karena takut.

Jangan lupa doakan kami –saudara-saudaraku!-



Dinukil dan diterjemahkan dari http://www.sahab.net/forums/showthread.php?t=364206



“Ya Allah angkatlah penderitaan ini dari mereka, selamatkanlah saudara-saudara kami di sana, jagalah mereka yang masih hidup, sembuhkanlah mereka yang terluka dan ampunilah mereka yang gugur dan kuatkanlah ketabahan mereka”.

“Ya Allah sesungguhnya ditengah tengah mereka ada anak-anak, wanita-wanita dan orang-orang yang sudah renta, lindungilah mereka dengan penjagaanmu Ya Allah”.

“Ya Allah satukanlah barisan mereka di atas kebenaran, hilangkanlah perpecahan dari mereka, menangkanlah peperangan mereka dari musuh-musuh Mu dan mereka”.

“Ya Allah sesungguhnya kaum Yahudi telah bertindak semena-mena kepada hamba-hamba-Mu ummat kekasih-Mu, selamatkanlah kami dari kedzaliman mereka dan jadikanlah makar mereka bumerang yang membinasakan mereka. Sesunguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan doa”. (-redaksi ahlussunnah-jakarta)

http://www.sahab.net/forums/showthread.php?t=364206

http://mimbarislami.or.id/?module=artikel&action=detail&arid=153

Baca Selengkapnya »»

Nasihat Ulama Tentang Palestina

FATWA LAJNAH DA’IMAH (DEWAN TETAP ARAB SAUDI) SEPUTAR BENCANA DI JALUR GAZA Kamis, 01-Januari-2009, Penulis: Lajnah Da'imah Lil Buhuts Ilmiyah wal Ifta'


Segala puji hanyalah milik Allah Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi dan rasul yang paling mulia, nabi kita Muhammad dan kepada keluarga beliau beserta para shahabatnya dan ummatnya yang setia mengikutinya sampai akhir zaman. Wa ba’da;


Sesungguhnya Lajnah Da’imah Lil Buhuts Al ‘Ilmiyah wal Ifta’ (Dewan Tetap Untuk Penelitian Ilmiyah dan Fatwa) di Kerajaan Saudi Arabia mengikuti (perkembangan yang terjadi) dengan penuh kegalauan dan kesedihan akan apa yang telah terjadi dan sedang terjadi yang menimpa saudara-saudara kita muslimin Palestina dan lebih khusus lagi di Jalur Gaza, dari angkara murka dan terbunuhnya anak-anak, kaum wanita dan orang-orang yang sudah renta, dan pelanggaran-pelanggaran terhadap kehormatan, rumah-rumah serta bangunan-bangunan yang dihancurkan dan pengusiran penduduk. Tidak diragukan lagi ini adalah kejahatan dan kedzaliman terhadap penduduk Palestina.


Dan dalam menghadapi peristiwa yang menyakitkan ini wajib atas ummat Islam berdiri satu barisan bersama saudara-saudara mereka di Palestina dan bahu membahu dengan mereka, ikut membela dan membantu mereka serta bersungguh-sungguh dalam menepis kedzaliman yang menimpa mereka dengan sebab dan sarana apa pun yang mungkin dilakukan sebagai wujud dari persaudaraan seagama dan seikatan iman. Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara”. (Al Hujurat: 10) dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: “Orang-orang mukmin laki-laki dan orang-orang mukmin perempuan sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain”. (At-Taubah: 71) dan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: “Seorang mukmin bagi mukmin yang lain adalah seperti sebuah bangunan yang saling menopang, lalu beliau menautkan antar jari-jemari (kedua tangannya)”. (Muttafaqun ‘Alaihi) dan beliau juga bersabda: “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan dan kelemah-lembutan diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga merasakan sakit dan tidak bisa tidur”. (Muttafaqun ‘Alaihi) dan beliau juga bersabda: “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak mendzalimi saudaranya, tidak menipunya, tidak memperdayanya dan tidak meremehkannya”. (HR. Muslim)

Dan pembelaan bentuknya umum mencakup banyak aspek sesuai kemampuan sambil tetap memperhatikan keadaan, apakah dalam bentuk benda atau suatu yang abstrak dan apakah dari awam muslimin berupa harta, makanan, obat-obatan, pakaian, dan yang lain sebagainya. Atau dari pihak pemerintah Arab dan negeri-negeri Islam dengan mempermudah sampainya bantuan-bantuan kepada mereka dan mengambil posisi dibelakang mereka dan membela kepentingan-kepentingan mereka di pertemuan-pertemuan, acara-acara, dan musyawarah-musyawarah antar negara dan dalam negeri. Semua itu termasuk ke dalam bekerjasama di atas kebajikan dan ketakwaan yang diperintahkan di dalam firman-Nya: “Dan bekerjasamalah kalian di atas kebajikan dan ketakwaan”. (Al Ma’idah: 2)

Dan termasuk dalam hal ini juga, menyampaikan nasihat kepada mereka dan menunjuki mereka kepada setiap kebaikan bagi mereka. Dan diantaranya yang paling besar, mendoakan mereka pada setiap waktu agar cobaan ini diangkat dari mereka dan agar bencana ini disingkap dari mereka dan mendoakan mereka agar Allah memulihkan keadaan mereka dan membimbing amalan dan ucapan mereka.

Dan sesungguhnya kami mewasiatkan kepada saudara-saudara kami kaum muslimin di Palestina untuk bertakwa kepada Allah Ta’ala dan bertaubat kepada-Nya, sebagaimana kami mewasiatkan mereka agar bersatu di atas kebenaran dan meninggalkan perpecahan dan pertikaian, serta menutup celah bagi pihak musuh yang memanfaatkan kesempatan dan akan terus memanfaatkan (kondisi ini) dengan melakukan tindak kesewenang-wenangan dan pelecehan. Dan kami menganjurkan kepada semua saudara-saudara kami untuk menempuh sebab-sebab agar terangkatnya kesewenang-wenangan terhadap negeri mereka sambil tetap menjaga keikhlasan dalam berbuat karena Allah Ta’ala dan mencari keridha’an-Nya dan mengambil bantuan dengan kesabaran dan shalat dan musyawarah dengan para ulama dan orang-orang yang berakal dan bijak disetiap urusan mereka, karena itu semua potensial kepada taufik dan benarnya langkah.

Sebagaimana kami juga mengajak kepada orang-orang yang berakal di setiap negeri dan masyarakat dunia seluruhnya untuk melihat kepada bencana ini dengan kacamata orang yang berakal dan sikap yang adil untuk memberikan kepada masyarakat Palestina hak-hak mereka dan mengangkat kedzaliman dari mereka agar mereka hidup dengan kehidupan yang mulia. Sekaligus kami juga berterima kasih kepada setiap pihak yang berlomba-lomba dalam membela dan membantu mereka dari negara-negara dan individu.

Kami mohon kepada Allah dengan nama-nama-Nya yang husna dan sifat-sifat-Nya yang tinggi untuk menyingkap kesedihan dari ummat ini dan memuliakan agama-Nya dan meninggikan kalimat-Nya dan memenangkan para wali-Nya dan menghinakan musuh-musuh-Nya dan menjadikan tipu daya mereka boomerang bagi mereka dan menjaga ummat Islam dari kejahata-kejahatan mereka, sesungguhnya Dialah Penolong kita dalam hal ini dan Dzat Yang Maha Berkuasa. Dan shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga serta shahabatnya dan ummatnya yang mengikuti beliau dengan baik sampai hari kiamat.


Diterjemahkan dari http://www.sahab.net/home/index.php?threads_id=152

http://www.sahab.net/home/index.php?threads_id=152
http://mimbarislami.or.id/?module=artikel&action=detail&arid=151

Baca Selengkapnya »»

Senin, 05 Januari 2009

Mari bercanda dengan Anak

Mari Bercanda dengan Anak

Kepada orangtua dengarlah ucapan Ummul Mukminin `Aisyah,"Perlakukan mereka seerti anak yang msih kecil." Masya Alloh, kalimat ini begitu ringkas tapi memiliki faidah yang besar. Tentu kita sebagi orangtua memahami dengan benar bahwa anak-anak adalah insan yang berbeda dengan kita manusia dewasa. Mereka adalah sosok yang ingin terkadang dimanja tanpa harus serius, mereka terkadang ingin bercanda dengan kita. Kalaulah yng mereka inginkan itu mengapa kita tidak berikan ada anak-anak kita..

Ketahuilah wahai ummi dan abi sesungguhnya Alloh menjadikan sesuatu sesuai ukurannya, berikan hak buah hati kita untuk bercanda dan bermain. Tentunya semuanya masih dalam koridor syari`at. Lihatlah dan perhatikan apa keinginan-keinginan mereka, selama keinginan-keinginan mereka tidak melanggar agama dan kita mampu memenuhinya serta tidak berlebih-lebihan tidaklah mengapa kita memenuhinya.

Dari `Aisyah berkata,
"Suatu hari aku menonton pasukan islam yang sedang berlatih perang, Rosululloh melindungiku dari pandangan orang. Setelah selesai akupun pergi, karena itulah perlakukan mereka(anak-anakmu) seperti anak perempuan yang masih kecil yang suka bermain-main."
(HR. Bukhri dan Muslim)

Begitulah Nabi kita memperlakukan istri beliau yang masih kecil. Beliau berikan pada `Aisyah untuk melakukan apa yng diinginkan seorang anak kecil. Dan tentunya kita tidak akan pernah lupa akan kisah perlombaan lari antara Rosululloh dengan `Aisyah atau kisah `Aisyah bermain bersama teman-temanya.
`Aisyah berkata,
"Aku pernah bermain boneka bersama teman-temanku di dekt nabi, bila nabi masuk merek sembunyi dan nabi membiarkan mereka bermain bersamaku."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Belum lagi wahai orangtua yang semoga Alloh merohmati kalian bagaimana nabi bercanda dengan seorang anak kecil bernama Abu `Umair saat diberitahu Abu `Umair bersedih karena burungnya meninggal dengan berkata padanya. "Wahai Aba `Umair apa yan diklakukan nughair?".
Bahkan Rasululloh shallallahu `alaihi wassalam pernah menyemburkan air ke seorang anak.Dari Mahmud bin ar Ruba`i berkata, "Nabi pernah mengambil air dari gayung lalu beliau msukkan ke mulut beliau kemudian menyemburkan ke wajhku. sat itu aku berusia 5 tahun."
(HR. Bukhori)

Rasulullah shallallahu `alaihi wassalam bahkan tidak jarang menggendong cucu-cucu beliau semisal Umamah cucu beliau dari Zainab, istri Abil Ash bin Robi`ah . Bila beliau sujud beliu letakkan Umamah di lntai dan bila berdiri beliau ambil lau digendongnya. (HR. Bukhari wa Muslim).
Beliau sangat memperhatikn anak-anak, apabila didalam sholat beliau saat mengimami manusia beliau mendengar suara bayi maka beliau segera peringan sholatnya.
Dari Anas bin Malik berkata,
Rosululloh berkata,"Aku ingin mulai shilat dan ingin kupanjangkan sholatnya, tapi tiba-tiba aku mendengar suara bayi menngis, maka aku pendekkan sholatku karena aku tahu ibunya sedih mendengar bayinya menangis."
(HR. Bukhori wa Muslim)

Lihatlah abi wa ummi seorang manusia terbaik pun tidak malu bermain dan bercanda dengan anak-anak. Beliau bahkan memberikan perhatian besar pada anak-anak. Sepantasnya kita meneladani beliau, marilah kita luangkn sedikit waktu untuk bermain dan bercanda dengan anak-anak kita, bahkan saat kita bermain atau bercanda dengan mereka kita bisa mengajari mereka dengan apa-apa yang mereka butuhkan, insya Alloh. Janganlh kita merasa segan atau malu apabila dilihat saat bercanda dengan buah hati kita. Sungguh Nabi kita, Nabi Muhammad pun tidaklah malu melakukan hal itu, beliau lakukan itu sebagai uswah bagi ummatnya. Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk meneledani beliau shallallahu `alaihi wassalam. Amin.



Baca Selengkapnya »»

Kisah 3 Orang

Kisah 3 Orang

Sebelum jaman Rasulullah shallallahu `alaihi wassalam ada tiga orang yang berlindung ke dalam sebuah gua untuk bermalam. Lalu sebuah batu besar jatuh menutupi pintu masuk gua tersebut. Seseorang dari tiga orang tadi berkata,"Sungguh, tak ada satupun yang dapat menyelamatkan kmu semua dari bahaya ini kecuali bila kamu berdoa kepada Allah dengan menyebutkan amal sholih yang telah kalian kerjakan."

Kemudian berkata salah seorang dari mereka,"Ya Allah.. dahulu aku memiliki ayah dan ibu yang sudah lanjut dan sudah terbiasa aku tidak memberikan susu kepada siapapun kecuali pada mereka berdua dahulu. Hingga suatu saat aku terlambat pulang karena mencari kayu dan aku dapati orangtuaku sudah tidur. Maka aku enggan membangunkan mereka berdua, serta aku tidak pula memberikan susu kepada siapapun sebelum kuberikan pada keduanya, kutunggu keduanya bangun sambil memegang wadah susu tersebut sampai fajar terbit walaupun anak-anakku merengek-rengek di bawah kakiku. Setelah mereka bangun maka kuberikan susu tadi. Ya Alloh.. bila kulakukan demikian itu untuk mengharap rido Engkau maka geserlah batu ini." Lalu batu itu bergeser sedikit walaupun mereka belum dapat keluar dari gua.

Orang yang kedua berkata,"Ya Alloh.. sesungguhnya aku memiliki saudara perempuan sepupu yang aku cintai, akau ingin berzina dengannya. Suatu saat ia tertimpa kesulitan dan ia mendatangi diriku untuk meminta bantuanku. Lalu aku meminjaminya sebanyak 120 dinar dengan syarat ia mau menyerahkan dirinya padaku. Saat aku bersiap menzinainya, sepupuku berkata,"Takutlah kamu kepada Allah dan janganlah kamu membuka cincin(menzinai) kecuali dengan jalan yang benar(pernikahan).
Maka aku meninggalkannya beserta dinar itu aku tinggalkan pula. Ya Allah.. bila aku melakukan karema mengharap ridho-Mu maka geserlah batu yang menutupi pintu gua ini." Maka bergeserlah batu itu tetapi mereka belum dapat keluar.

Orang yang ketiga berujar,"Ya Allah.. aku memperkerjakan beberapa orang pekerja dan semuanya sudah kuberi gaji kecuali satu orang yang tidak sabar menunggu. Ia pergi dahulu dan tidak kembali mengambil gajinya, maka itu kukembangkan dari gajinya sehingga menjadi banyak. Setelah beberaa lama dia kembali seraya berkta, "Wahai hamba Alloh berikan gajiku yang dulu." Aku menjwabnya," Semua kekayaan yang ada di depanmu yaitu unta, sapi, kambing, dan budak penggembala adalah semua gajimu."
Ia berkata," Wahai hamba Alloh janganlah mempermainkan aku." Aku menjawab." Aku tidak mempermankanmu." Maka diambilah semua yang aku sebutkan tanpa ia sisakan unutkku sedikitpun. Ya Allah..Bila kulakukan semuanya itu untuk mendapat ridho-Mu maka geserlah batu ini."

Akhirnya bergeserlah batu itu dari pintu gua sehingga mereka bertiga dapat keluar dengan selamat.

(HR. Bukhori wa Muslim)

Baca Selengkapnya »»

Sabtu, 03 Januari 2009

Do`a Angin Bertiup


Do`a Angin Bertiup

Masya Alloh banyak hujan ya seringnya juga banyak angin yang bertiup, baca do`nya ya..

"Allohumma inni as aluka khoiroha wa audzubika min syariha"

artinya. "Ya Alloh aku memohon kepada-Mu kebaikannya dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya."
(HR. Bukhori wa Muslim)

Ingat kalau angin bertiup kencang terlebih saat hujan deras sebaiknya kalian di rumah saja, membantu abu atau ummu atau kalian melakukan hal-hal yang bermanfaat. Hati-hati bila berjalan di luar rumah dan izin dulu ya...dan ingat selalu meminta perlindungan pada Alloh ta`ala.

Baca Selengkapnya »»

Mengenal Rukun Islam dan Rukun Iman

Mengenal Rukun Islam dan Rukun Iman


Anak-anak di jalan Alloh, alhamdulillah kita sudah mengetahui siapa Robb kita, siapa nabi kita dan apa agama kita. Ingatlah selalu bahwa ketiga hal itu adalah yang paling utama kita pelajari agar bermanfaat di dunia dan akhirat.
Ketahuilah islam itu memiliki beberapa rukun, diantarnya rukun islam yang berjumlah 5 yaitu:

-Syahadat
-Mengerjakan sholat wajib 5 waktu
-Membayar zakat
-Shoum/puasa di bulan Ramadhan
-Naik haji ke Makkah bila memiliki kemampuan

Rukun islam itu adalah hal yang wajib kita amalkan sepanjang hidup sampai Alloh mencabut nafas kita. Hendaknya kalian selalu berdo`a agar dimudahkan oleh Alloh dalam mengamalkannya. Semoga Alloh memudahkan hidup kalian, ketahuilah pula ada rukun iman yang berjumlah 6, yaitu:

-Iman kepada Allah ta`ala
-Iman kepada malaikat Allah
-Iman kepada kitab-kitab Alloh
-Iman kepda rosul Allh
-Iman kepada hari kiamat
-Iman kepada qodho` dan qodar yaqng baik maupun yang buruk

Ke-6 rukun ditas harus kita imani dan kita harus pelajari agar kita tidak terjatuh pada pemahaman yang jauh dari tuntunan Rosululloh yang sesuai pemahaman para sahabat beliau shallallahu `alaihi wassallam dan para penerusnya.

Anak-anak, semoga Alloh memudahkan kalian. Rukun Islam yang lima dan Rukun Iman yang enam akan kalian dapati di kumpulan Hadits Arbain an Nawawi di hadits ke-2 yaitu yang lebih mahsyur disebut Hadits Jibril. Hafalkan ya..

Baca Selengkapnya »»