Selasa, 17 Februari 2009

Anak-anak Melihat Kita

Anak-anak Melihat Kita


Kepada ibu dan ayah atau ummu dan abu yang sedang berjuang dengan keikhlasan dan cinta alangkah banyak cerita-cerita yang kita dengar atau mungkin kita alami sendiri apabila seorang anak melakukan sebuah perbuatan maka ia akan ditanya, "Lihat siapa nak ?" Sang anak menjawab, dengan polos,"Melihat Ibu dan ayah" dan semisal ucapan demikian. Belum lagi bila dia mengucapkan sesuatu maka ia akan ditanya dengan hal yang sama. Bayangkan wahai orangtua yang semoga Alloh jadikan kalian yang selalu sabar, bagaimana bila perbuatan itu atau ucapan yang keluar dari lisan anak kita adalah hal yang buruk? tentulah betapa malu kita, kita akan dipandang sebagai orangtua yang berakhlak buruk dan mengajarkan akhlak yang buruk pula pada anak-anak kita. Semoga kita tidak demikian dalam mengasuh dan membimbing buah hati kita.


Wahai orangtua di jalan Alloh ta`ala apabila seorang anak yang melihat ayahnya melakukan amalaiah kebaikan seperti mengerjakan sholat wajib,membaca alqur`an, membaca buku yang bermanfaat bagi agama dan dunianya, bertutur yang baiak, juga selalu berzikir dan bertahlil, bertahmid, dan bertasbih, maka dia pun akan mudah untuk mengucapkan: Laa ilaaha illalloh, Subhanallah, dan Allahu akbar.


Begitu pula seorang anak yang dibiasakan untuk mengirim sedekah pada malam hari karena diutus oleh orangtuanya kepada fakir miskin secara rahasia, jelas akan berbeda dengan seorang anak yang disuruh oleh orangtuanya pada malam hari untuk membeli narkoba atau rokok atau miniman yang memabukkan.Seorang anak yang selalu melihat ayahnya berpuasa senin dan kamis, ikut serta dalam shalat berjama’ah di masjid jelas akan berbeda dengan seorang ayah yang melihat ayahnya berada di tempat perjudian atau bioskop serta tempat-tempat hiburan yang lainnya.


Apabila anda bersabar wahai orangtua akan melihat seorang anak yang selalu mendengarkan suara adzan mengulang-ngulang lantunan adzan, dan Anda akan melihat seorang anak yang selalu mendengarkan lagu yang dilantunkan orangtuanya, melantunkannya pula.

Sungguh indah andaikata seorang ayah adalah pribadi yang slelu berbuat baik kepada kedua orangtuanya dengan berdo’a untuk mereka dan memohon ampunan kepada Alloh bagi keduanya, selalu menanyakan keadaannya dan tenang berada bersama keduanya, selalu memenuhi kebutuhan keduanya dan memperbanyak berdo’a dengan ungkapan:

Robbigh firli waliwali dayya

“Ya Alloh ampunilah aku dan kedua orangtuaku”

Dia akan selalu mengucapkan:

Robbbirhamhuma kama robbayani shoghiro

“Ya Alloh, kasihanilah mereka berdua sebagaiaman mereka telah mendidikku diwaktu kecil”

Dia pun berziarah ke makam kedua orangtuanya, bersedekah/bershodaqoh untuk keduanya, menghubungkan kekerabatan dan tali persaudaraan dengan orang-orang yamg dekat dengan keduanya, juga memberi kepada orang-orang yang selalu diberi oleh keduanya.

Jika seorang anak melihat perangai orangtuanya yang demikiantersebut, maka dengan izin Alloh anak itu akan meniru apa yang dilakukan orangtuanya. Dia akan selalu memohon kepada Allah ampunan bagi kedua orangtuanya, dan sealu melakukn sesuatu yang biasa dilakukan oleh kedua orangtunya kepada kakek dan neneknya.

Seorang anak yang dididik shalat oleh orangtuanya jelas akan berbeda dengan seorang anak yang biasa diajarkan menonton film, musik atau sepak bola.

Sesungguhnya jika seorang anak melihat kedua orangtuanya melakukan shalat malam dengan menangis karena takut kepada Allah juga dengan membaca alqur’an, niscaya dia akan berfikir kenapa ayahnya menangis? Kenapa dia melakuakn shalat? Dan kenapa dia meninggalkan tempat tidur yang empuk lagi hangat? Kenapa dia memilih air wudhu yang dingin ?!

Kenapa dia meninggalkan tempat tidurnya dengan memilih memohon kepada Rabbnya dengan rasa takut dan harap?

Semua pertanyaan ini akan selalu tertanam di dalam pikiran seorang anak dan selalu memikirkannya yang pada akhirnya si anak dengan izin Allah akan meniru apa saja yang dilakukan oleh kedua orangtuanya.

Demikian pula anak perempuan yang melihat ibunya selalu berhijab dan menutup diri dari laki-laki lain, dia telah dihiasi dengan rasa malu dan sikap menjaga kehormatan, kesucian dirinya telah menjadikan dirinya mulia. Jika ibunya demikian niscaya anaknya juga akan belajar menanamkan rasa malu, menjaga kehormatan dan kesucian dari ibunya. Sedangkan anak perempuan yang melihat ibunya selalu berhias diri di depan setiap laki-laki, bersalaman, dan bercampur baur, tertawa dan tersenyum dengan laki-laki lain bahkan berdansa dengan mereka, maka anaknya pun akan belajar yang demikian itu darinya. Ia akan meniru ibunya yang berusaha menaati ayahnya selam dalam kebaikan dan akan mniru bagaiman keduaorangtunya dalam mengarungi kehdupan yang akan memberikan dia bagaimana dia akan mengarungi hidup di kemudian hari.

Lihatlah seorang anak perempuan yang menyaksikan ibunya memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya seperti menegakkan sholat wajib maupun sunnah kemudian membaca kalamullah, membaca hadits nabi yang mulia, membaca buku yang bermanfat. Ketahuilah maka anak perempuan itu akan mengikuti jejaknya pula, bila ia menyaksikan ibunya mengajari dirinya dengan saudara-saudaranya dengan kesabaran dan kebagusan akhlak, beserta keteladanan maka lihatlah kelak ia akan mengamalkan hal sama apabila ia hidup dalam kesehariannnya yang terbawa dalam kehidupan rumahtangganya kelak.

Maka bertakwalah kalian wahai para ibu dan ayah! Jagalah anak-anak kalian, dan jadilah kalian sebagai suri tauladan bagi mereka dnegna perangai yang baik dan tabiat yang mulia. Sebelum itu semua, jadilah kalian sebagai suri tauladan dengan memegang teguh agama Allah juga Nabi-Nya dengan bimbingan slaful ummah kita yang Alloh dan rosul telah memuji mereka.

Ingatlah bahwa anak adalah amanah Alloh dan ia titipan terbaik bagi kita , mari kita jaga amanah alloh itu yang kelak kita akan ditanya dibagaimanakan amanah itu, janganlah kita sia-siakan peluang kita meraih pahala, menuju jannah Alloh yang telah dijanjikan oleh-Nya. semoga wahai orangtua kesabaranmu dan ketaletananmu mendapat balasan jannah kelak. Amin.

Baca Selengkapnya »»

Selasa, 10 Februari 2009

Do`a masuk dan Keluar Masjid

Doa Masuk dan Keluar Masjid

Alhamdulillah kalian sudah bersih dan berpakain lengkap, mau ke masjid kan..? alhamdulillah kalain sudah memahami bahwa sholat di masjid secara berjamah adalah wajib bagi kalain laki-laki, sedang bagi wanita lebih baik di rumah meski bila ke masjid tidaklah dilarang. Oh ya.. saat mau masuk masjid jangan lupa baca do`anya ya..

Rasulullah shallallahu `alaihi wassalam bersabda
"Apabila salah seorang di antara kamu masuk masjid hendaklah ia mengucapkan salam atas Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, kemudian membaca doa :
"Allaahummaftah lii abwaaba rahmatika."

Artinya : Ya Alloh, bukakanlah bagiku pintu-pintu rahmat-Mu. (HR.Muslim)

Nah apabila kalian sudah selesai mengerjakan shoalat dan berdzikir serta akan kembali pulang jangan dilupakan juga do`a saat akan keluar masjid, ini doanya..

Allaahumma innii as'aluka min fadhlika

Artinya : Ya Alloh, aku memohon kepada-Mu karunia-Mu. (HR. Muslim, Abu Daud, an-Nasa'I dan Ibnu Majah)

Begitulah do`a yang sebaiknya kita amalkan dalam kita akan dan keluar masjid. Semoga kita dimudahkan oleh Rabb kita, Alloh ta`ala.Amin

Baca Selengkapnya »»

Sabtu, 07 Februari 2009

Gambar Dalam Islam


Hukum Gambar dan Patung
Syaikh Muhammad Bin Jamil Zainu

Islam tegak untuk menyeru seluruh manusia agar beribadah kepada Allah semata dan meninggalkan peribadahan kepada selain Allah, baik berupa para wali atau orang-orang shalih, yang biasanya diabadikan dalam bentuk patung-patung, arca-arca, gambar-gambar, kuburan-kuburan, kubah-kubah atau yang lainnya yang akan mengantarkan kepada kesyirikan. Seruan Islam ini ada sejak dahulu, sejak Allah mengutus para Rasul untuk memberikan petunjuk kepada manusia. Allah berfirman (yang artinya):"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap ummat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah saja dan jauhilah thaghut itu." (An-Nahl:36)


Thaghut adalah segala sesuatu yang diibadahi selain Allah dalam keadaan ridha. Sungguh telah ada penyebutan patung-patung ini di dalam surat Nuuh. Dan dalil terkuat yang menunjukkan bahwa patung-patung ini adalah penggambaran untuk mewakili orang-orang shalih adalah hadits yang disebutkan oleh Al-Bukhari dari Ibnu ‘Abbas ketika menafsirkan firman Allah Ta’ala (yang artinya):"Dan mereka berkata: "Janganlah sekali-kali kalian meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kalian dan jangan pula sekali-kali kalian meninggalkan (penyembahan) Wadd, Suwaa’, Yaghuuts, Ya’uuq dan Nasr." Dan sesudahnya mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia)." (Nuuh:23-24)

Beliau (Ibnu ‘Abbas) mengatakan: "Ini adalah nama-nama orang-orang shalih dari kaum Nuh. Ketika mereka meninggal, syaithan membisikkan pada kaum mereka agar mendirikan patung-patung di majelis-majelis yang biasa digunakan oleh orang-orang shalih tersebut dan agar menamakan patung-patung tersebut dengan nama-nama mereka. Maka kaum itu pun melakukannya dan ketika itu patung-patung tersebut belum disembah, sampai ketika generasi itu telah tiada dan ilmu telah dihapus, patung-patung itu pun disembah." Kisah ini menunjukkan bahwa sebab peribadahan kepada selain Allah adalah patung-patung yang digambarkan sebagai perlambang para pemimpin.

Patung dan Gambar Menyebabkan Kesyirikan
Mayoritas orang beranggapan bahwa patung-patung tersebut terlebih lagi gambar-gambar telah menjadi perkara yang halal karena tidak adanya orang yang menyembah/mengibadahi gambar-gambar dan patung-patung tersebut pada saat sekarang ini. Anggapan mereka ini tertolak dari beberapa sisi:

1. Bahwasanya peribadahan terhadap patung-patung dan gambar-gambar senantiasa ada pada zaman ini. Kita lihat patung Nabi ‘Isa dan Ibunya, Maryam, diibadahi di gereja-gereja, sampai-sampai mereka ruku’ (membungkuk) kepada salib!! Bahkan ada semacam papan hias bergambar ‘Isa dan Maryam yang dijual dengan harga yang sangat mahal dan digantungkan di rumah-rumah agar bisa diibadahi dan diagungkan.
2. Patung-patung para pemimpin di negara-negara yang maju secara material namun terbelakang secara spiritual, orang-orang membuka tutup kepala mereka untuk patung-patung tersebut dan membungkukkan badan ketika melewatinya. Di antara contohnya, seperti patung George Washington di Amerika Serikat, Napoleon di Perancis, Lenin dan Stalin di Rusia, serta patung-patung lain yang diletakkan di jalan-jalan, di mana orang-orang ruku’/membungkuk ketika melewatinya. Gagasan tentang patung ini menjalar ke sebagian negara-negara Arab. Mereka membebek orang-orang kafir dengan membangun patung-patung di jalan-jalan mereka. Dan patung-patung ini terus-menerus dibuat dan dipasang di negara-negara Arab dan negara-negara Islam lainnya. Wallaahul Musta’aan.Maka wajib mengalihkan dana pembuatan patung ini untuk membangun masjid-masjid, sekolah, rumah sakit dan lembaga-lembaga sosial sehingga manfaatnya lebih terasa dan tidak menjadi masalah bila menamakan bangunan-bangunan tersebut dengan nama para pemimpin itu.
3. Sesungguhnya patung-patung ini nantinya setelah berlalu masa yang panjang, manusia akan membungkukkan kepala, mengagungkannya dan menyembahnya. Sebagaimana yang terjadi di Eropa, Turki dan negera-negera yang lainnya. Dan kaum Nuh telah mendahului mereka dalam perkara itu dengan mendirikan patung-patung para pemimpin mereka, kemudian mengagungkan dan menyembahnya. Waspadalah wahai kaum muslimin dari hal-hal yang akan mengantarkan kepada kesyirikan!!
4. Sungguh Rasulullah telah memerintahkan ‘Ali bin Abi Thalib dengan sabdanya (yang artinya): "Jangan engkau biarkan sebuah patung pun kecuali engkau hancurkan dan jangan pula engkau biarkan kuburan yang ditinggikan kecuali engkau ratakan (dengan tanah)." (HR. Muslim). Dan dalam suatu riwayat: "Dan jangan engkau biarkan sebuah gambar pun kecuali engkau hapus." (HR. Muslim)


Bahaya Gambar dan Patung
Islam tidaklah mengharamkan sesuatu kecuali padanya ada bahaya yang mengancam agama, akhlak dan harta manusia. Orang Islam yang sejati adalah orang yang tanpa berfikir panjang langsung menerima perintah Allah dan Rasul-Nya meskipun belum mengerti sebab atau alasan perintah tersebut. Islam melarang patung dan gambar karena banyak mendatangkan bahaya di antaranya:

1. Merusak ‘aqidah dan peribadahan. Contohnya: orang Kristen menyembah patung ‘Isa dan Bunda Maria serta salib. Orang Eropa dan Rusia menyembah patung pemimpin mereka, menghormati dan mengagungkannya. Orang-orang Islam telah meniru orang Eropa dalam membuat patung pemimpin mereka baik di negeri Islam Arab maupun bukan Arab. Para ahli thariqat dan tasawwuf (kaum shufi) membuat pula gambar guru-guru mereka yang diletakkan di muka mereka pada waktu shalat dengan maksud supaya lebih semangat dalam beribadah ketika melihat gambar-gambar tersebut. Ini adalah perbuatan bid’ah dan mengantarkan kepada kesyirikan. Bahkan kalau sampai meminta bantuan kepada patung atau gambar tersebut untuk mengkhusyu’kan shalatnya atau berdo’a kepadanya dan lain-lainnya maka ini adalah kesyirikan yang nyata. (Lihat sejarah kaum Nabi Nuh)
2. Merusak akhlak generasi muda. Kita saksikan di jalan-jalan utama terpampang gambar-gambar telanjang yang memang sangat digandrungi oleh mereka sehingga dengan sembunyi atau terang-terangan mereka berbuat keji yang merusakkan akhlak mereka. Mereka sudah tidak lagi mau memikirkan agama, negara, jiwa kesucian, kehormatan dan jihad pun sudah luntur dari diri mereka. Demikianlah gambar-gambar itu menghias poster-poster, majalah, surat kabar dan buku iklan bahkan di pakaian pun terdapat gambar porno, belum lagi apa yang disebut blue-film.
3. Membelanjakan harta di dalam kebathilan. Patung-patung tersebut dibuat dengan biaya mahal sampai jutaan rupiah, dan banyak orang yang membelinya untuk digantung di dinding rumah, demikian pula lukisan-lukisan orang tua yang sudah meninggal dibuat dengan biaya yang tidak sedikit, yang tentunya tidak bermanfaat sedikit pun bagi keluarganya yang sudah meninggal tersebut. Tetapi apabila dishadaqahkan dengan niat agar pahalanya sampai kepada yang meninggal dunia tentu akan bermanfaat baginya.

Gambar dan Patung Keduanya Haram
Sebagian orang menyangka bahwa hukum haram itu untuk patung saja seperti yang terdapat pada zaman jahiliyyah, tidak mencakup hukum gambar. Pendapat ini asing sekali karena seolah-olah ia belum pernah membaca nash-nash yang mengharamkan gambar, seperti di bawah ini:

1. Dari ‘A’isyah bahwasannya ia membeli bantal kecil yang ada gambar-gambarnya. Ketika Rasulullah melihatnya beliau berdiri di pintu tidak mau masuk. Maka ‘A’isyah mengetahui ada tanda kebencian di muka Rasulullah. Lalu ia pun berkata: "Ya Rasulullah, aku bertaubat kepada Allah dan Rasul-Nya, dosa apakah yang telah kuperbuat?" Rasulullah menjawab: "Bagaimana halnya bantal itu?" ‘A’isyah menjawab: "Saya membelinya agar engkau duduk dan bersandar di atasnya." Kata Rasulullah (artinya): "Sesungguhnya orang-orang yang membuat gambar-gambar ini akan disiksa pada hari kiamat dan akan dikatakan kepada mereka: "Hidupkanlah gambar-gambar yang kalian buat itu!" Kemudian beliau bersabda (artinya): "Sesungguhnya rumah yang ada gambar-gambar (yang bernyawa -pent) di dalamnya tidak akan dimasuki malaikat." (Muttafaqun ‘alaih)
2. Sabda Rasulullah pula (yang artinya): "Manusia yang paling pedih siksanya di hari kiamat ialah yang meniru ciptaan Allah. Sedangkan para pelukis dan penggambar adalah orang-orang yang meniru ciptaan Allah." (Muttafaqun ‘alaih)
3. "Bahwasannya Nabi ketika melihat gambar-gambar di rumah, beliau tidak mau masuk sebelum gambar itu dihapus." (HR. Al-Bukhariy)

Gambar dan Patung yang Diperbolehkan

1. Diperbolehkan gambar dan patung pohon, bintang, matahari, bulan, gunung-gunung, batu, laut, sungai, pemandangan yang indah atau tempat-tempat suci seperti Ka’bah, Madinah dan Masjidil Aqsha serta masjid-masjid yang lain, bila kesemuanya itu kosong dari gambar manusia atau hewan dan segala sesuatu yang mempunyai ruh. Dalil dalam masalah ini adalah ucapan Ibnu ‘Abbas: "Bila engkau harus menggambar atau membuat patung maka buatlah (gambar) pohon dan apa-apa yang tidak mempunyai ruh." (HR. Al-Bukhariy)
2. Gambar dan foto pada kartu identitas atau pasport, SIM dan perkara-perkara darurat lainnya. Hal ini diperbolehkan karena merupakan masalah darurat (suatu keharusan/keterpaksaan/sesuatu yang tidak dapat dihindari).
3. Pemotretan gambar pelaku kriminal seperti pembunuh, pencuri dan lainnya untuk membantu penangkapannya agar dapat ditegakkan hukum qishash atas mereka. Demikian pula diperbolehkan untuk kepentingan ilmiyyah seperti kedokteran dan lainnya.
4. Diperbolehkan bagi anak-anak perempuan untuk bermain dengan boneka dari kain perca yang berbentuk bayi kecil, sehingga anak-anak itu bisa memakaikan baju padanya, memandikan atau menidurkannya. Hal ini dapat menjadikan anak-anak ini belajar mendidik dan memelihara anak-anak setelah nantinya mereka menjadi ibu. Sedangkan dalil dalam permasalahan ini adalah ucapan ‘A’isyah: "Aku bermain-main boneka di sisi Nabi."(HR. Al-Bukhariy). Tetapi, tidak diperkenankan membeli boneka-boneka asing/luar negeri bagi anak-anak terlebih lagi boneka-boneka perempuan yang nampak wajahnya dan terlihat tubuhnya (terbuka auratnya) karena anak-anak perempuan akan menirunya sehingga nanti akan merusak masyarakat dengan cara berpakaian yang seperti itu. Selain itu dengan membeli boneka-boneka import ini hanya akan mengalirkan uang ke negeri-negeri asing dan Yahudi.
5. Diperbolehkan gambar yang dipotong kepalanya sehingga tidak menggambarkan makhluk bernyawa lagi tetapi seperti benda mati. Malaikat Jibril berkata kepada Rasulullah mengenai gambar: "Perintahkanlah orang untuk memotong kepala gambar itu."

Diringkas dengan beberapa perubahan dari kitab "Kaifa Nurabbii Aulaadanaa"
dan kitab "Taujiihaat Islaamiyyah li Ishlaahil Fard wal Mujtama’"
Sumber: Buletin Dakwah Al Wala’ wal Bara’
Edisi ke-37 Tahun ke-2 / 06 Agustus 2004 M / 19 Jumadits Tsani 1425 H

Baca Selengkapnya »»

Shofiyyah binti Huyai

Shofiyyah binti Huyai


Anak-anak di jalan Alloh, semoga Alloh menjaga kalian. Siapakah Shofiyah binti Huyai itu ? Beliau adalah Shafiyyah binti Huyai binti Akhthan bin Sa'yah cucu dari Al Lawi bin Nabiyulloh Israil bin Ishaq bin Ibrohim 'alaihi wa salam, beliau termasuk keturunan Nabi Harun `alaihi wa salam. Beliau seorang wanita yang cerdas dan memiliki kedudukan yang terpandang, berparas cantik dan bagus agamanyaa. Sebelum Islamnya beliau menikah dengan Salam bin Abi Al-Haqiq, kemudian setelah itu dia menikah dengan Kinanah bin Abi Al-Haqiq dimana mereka berdua adalah penyair yahudi. Kinanah terbunuh pada waktu perang Khoibar, maka beliau termasuk wanita yang di tawan bersama wanita-wania lain. Bilal "Muadzin Rosulullloh" menggiring Shafiyyah dan putri pamannya lalu mereka melewati tanah lapang yang penuh dengan mayat-mayat orang Yahudi. Shafiyyah diam dan tenang dan tidak kelihatan sedih dan tidak pula meratap mukanya, menjerit dan menaburkan pasir pada kepalanya.


Kemudian keduanya dihadapkan kepada Rosululloh shalallahu 'alaihi wa salam, Shofiyyah dalam keadaan sedih namun tetap diam, sedangkan putri pamannya kepalanya penuh pasir, merobek bajunya karena merasa belum cukup ratapannya. Maka Rosululloh shalallahu 'alaihi wa salam bersabda (sedangkan tersirat rasa tidak suka pada wajah beliau), "Enyahkanlah syetan ini dariku." Lalu beliau Nabi shalallahu 'alaihi wa salam mendekati Shofiyyah kemudian mengarahkan pandangan atasnya dengan ramah dan lembut, kemudian bersabda kepada Bilal,
"Wahai Bilal aku berharap engkau mendapat rahmat tatkala engkau bertemu dengan dua orang wanita yang suaminya terbunuh."

Selanjutnya Shofiyyah dipilih untuk beliau dan beliau mengulurkan selendang beliau kepada Shofiyyah, hal itu sebagai pertanda bahwa Rosululloh shalallahu 'alaihi wa salam telah memilihnya untuk dirinya. Hanya saja kaum muslimin tidak mengetahui apakah beliau diambil oleh Rosululloh sebagai istri atau sebagai budak atau sebagai anak? Maka tatkala beliau berhijab Shafiyyah, maka barulah mereka tahu bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa Salam mengambilnya sebagai istri. Diriwayatkan oleh Anas bin Malik rodhiallaahu 'anhu bahwa Rosululloh disaat menjadikan Shofiyyah binti Huyai beliau bertanya kepadanya, "Maukah engkau menjadi istriku?" Maka Shofiyyah menjawab, "Ya Rosululloh sungguh aku telah berangan-angan untuk itu tatkala masih musyrik, maka bagaimana mungkin aku tidak inginkan hal itu manakala Alloh memungkinkan itu saat aku memeluk Islam?"


Anak-anak di jalan Alloh yang mulia ini, ketahuiklah oleh kalian bahwa setelah Shafiyyah telah suci maka Rosululloh shalallahu 'alaihi wa salam menikahinya, sedangkan maharnya adalah merdekanya Shofiyyah. Beliau shalallahu 'alaihi wa salam menunggu sampai keadaan Khoibar kembali tenang dan setelah beliau perkirakan rasa takut telah hilang pada diri Shofiyyah, maka beliau mengajaknya pergi. Shofiyyah beliau bawa di belakang beliau, kemudian beranjak menuju ke sebuah rumah yang berjarak enam mil dari Khoibar. Nabi shalallahu 'alaihi wasalam menginginkan diri shafiyyah ketika itu, namun dia menolaknya. Ada rasa kecewa pada diri Nabi karena penolakan tersebut. Bersama para shohabatnya kemudian Rasulullah shalallahu 'alaihi wa salam melanjutkan perjalanan kembali pulang ke Madinah, ketika mereka sampai di Shobba' jauh dari Khoibar mereka berhenti untuk beristirahat. Lalu Alloh munculkan keinginan untuk merayakan walimatul 'urs. Maka didatangkanlah Ummu Anas bin Malik rodhiallaahu 'anha, beliau menyisir rambut Shafiyyah, menghiasi dan memberi wewangian hingga karena kelihaian dia dalam merias, Ummu Sinan Al-Aslamiyah berkata bahwa beliau belum pernah melihat wanita yang lebih putih dan cantik dari Shofiyyah. Maka diadakanlah walimatul 'urs, maka kaum muslimin memakan lezatnya kurma, mentega dan keju Khoibar hingga kenyang. Rasulullah shalallahu 'alaihi wa salam masuk kekamar Shofiyyah sedangkan masih terbayang pada beliau penolakan Shofiyyah tatkala ajakan beliau yang pertama, maka Shafiyyah menerima Nabi untuk menjalani malam pertama dengan lembut beliau menceritakan sebuah cerita yang menakjubkan. Beliau bercerita bahwa tatkala malam pertamanya dengan Kinanah bin Robi', pada malam itu beliau bermimpi bahwa bulan telah jatuh pangkuannya. Maka disaat bangun beliau ceritakan hal itu kepada Kinanah. maka dia berkata dengan marah,"Mimpimu tidak ada takwil lain melainkan kamu berangan-angan mendapatkan raja Hijaz Muhammad. Maka dia tampar wajahnya beliau dengan keras sehingga bekasnya masih ada, Nabi shalallahu 'alaihi wa salam mendengarnya sambil tersenyum kemudian bertanya,"Mengapa engkau menolak dariku tatkala kita menginap yang pertama? " Maka beliau menjawab, "Saya khawatir terhadap diri anda karena dekat Yahudi." Maka menjadi bergembiralah Nabi yang mulia serta lenyaplah kekecewaan hatinya maka Nabi melewati malam pertamanya tatkala Shafiyyah berumur 17 tahun.

Saat mereka sampai di Madinah Rosululloh perintahkan agar pengantin wanita tidak langsung di ketemukan dengan istri-istri beliau yang lain. Beliau turunkan Shofiyyah di rumah sahabatnya yang bernama Haritsah bin Nu'man. Ketika wanita-wanita Anshar mendengar kabar tersebut, mereka datang untuk melihat kecantikannya. Nabi shalallahu 'alaihi wa salam memergoki 'Aisyah keluar sambil menutupi dirinya serta berhati-hati (agar tidak dilihat Nabi) kemudian beliau masuk kerumah Haritsah bin Nu'man. Maka beliau menunggunya sampai 'Aisyah keluar. Maka tatkala beliau keluar, Rosululloh memegang bajunya seraya bertanya dengan tertawa, "Bagaimana menurut mendapatmu wahai yang kemerah-merahan?" Kemudian 'Aisyah menjawab sementara cemburu menghiasi dirinya, "Aku lihat dia adalah wanita Yahudi."Maka Rosululloh shalallahu 'alaihi wa salam membantahnya dan bersabda:
"Jangan berkata begitu...karena sesungguhnya dia telah Islam dan bagus keislamannya."

Selanjutnya Shofiyyah berpindah ke rumah Nabi menimbulkan kecemburuan istri-istri beliau yang lain karena kecantikannya. Mereka juga mengucapkan selamat atas apa yang telah beliau raih. Bahkan dengan nada mengejek mereka mengatakan bahwa mereka adalah wanita-wanita Quraisy, wanita-wanita Arab sedangkan dirinya adalah wanita asing. Bahkan suatu ketika sampai keluar dari lisan Hafshoh kata-kata, "Anak seorang Yahudi" hingga menyebabkan beliau menangis. Tatkala itu Nabi masuk sedangkan Shofiyyah masih dalam keadaan menangis. Beliau bertanya, "Apa yang membuatmu menangis?" Beliau menjawab, Hafshah mengatakan kepadaku bahwa aku adalah anak seorang Yahudi. Rosulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
"Sesungguhnya engkau adalah seorang putri dari seorang Nabi dan pamanmu adalah seorang Nabi, suamipun juga seorang Nabi lantas dengan alasan apa dia mengejekmu?" Kemudian beliau bersabda kepada Hafshoh, "Bertakwalah kepada Alloh wahai Hafshoh!"

Maka kata-kata Nabi itu menjadi penyejuk, keselamatan dan keamanan bagi Shafiyyah. Selanjutnya manakala dia mendengar ejekan dari istri Nabi yang lain maka diapun berkata, "Bagaimana bisa kalian lebih baik dariku, padahal suamiku adalah Muhammad, ayahku adalah Harun dan pamanku adalah Musa?"

Shofiyyah rodhiallaahu 'anha Alloh takdirkan wafat tatkala beliau berumur sekitar 50 tahun, ketika masa pemerintahan shohabat Mu'awiyah bin Abi Sufyan . Beliau dikuburkan di Baqi' bersama Ummahatul Mukminin lainnya.

Demikianlah anak-anak kisah seorang istri nabi yang sabar. Janganlah kita menghina seseorang muslim/muslimah walaupun dia berbeda dengan kita tentang suku, bahasa, warna kulit atau lainnya. Semoga Alloh mudahkan setiap darikita mengambil ibrah dari kisah ini. Amin.

Baca Selengkapnya »»