Rabu, 17 Desember 2008

Masyithoh

Masyithoh Sang Penyisir Rambut


Anak-anak semoga Alloh mengabulkan permohonan kalian dan memberi kebaikan pada diri-diri kalian, pernahkan kalian mendengar sebuah nama yaitu Masyitoh. Baiklah perhatikan ya... . Diriwayatkan dalam musnad Imam Ahmad dari sahabat `Ibnu Abbas dia berkata, Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Pada saat malam terjadinya Isro’ saya mencium bau harum, sayapun bertanya, “"a Jibril, bau harum apakah ini?"
Jibril menjawab, "Ini adalah bau wangi wanita penyisir rambut putri Fir’aun (Masyithoh) dan anak-anaknya."

Saya bertanya, ”Bagaimana bisa demikian?”
Jibril berkata, "Ketika dia menyisir rambut putri Fir’aun suatu hari, tiba-tiba sisirnya terjatuh. Dia mengambilnya dengan membaca ”Bismillah (dengan nama Alloh)."
Putri Fir’aun berkata, "Hai, dengan nama bapakku?"
Masyithoh berkata, "Bukan, Alloh adalah Robbku dan Robbmu begitu juga Robb bapakmu."
Putri Fir’aun bertanya, "Kalau begitu, kamu punya Tuhan selain ayahku?"
Masyitoh menjawab, "Ya."
Anak putri Fir'aun berkata, "Akan aku laporkan pada ayahku."
Masyithohmenjawab, "Silahkan!'


Putri Fir’aun kemudian melaporkan kepada bapaknya, dan Fir’aunpun kemudian memanggil Masyithoh.
Fir’aun bertanya, “Ya Masyithoh, benarkah apakah kamu mempunyai tuhan selain aku?”
Masyithoh menjawab, "Ya,Rabbbku dan Rabbmu adalah Alloh."

Lalu Fir'aun memerintahkan untuk mempersiapkan periuk besar dari tembaga untuk dipanaskan. Kwemudian satu persatu anak Masytihoh dilemparkan ke dalam periuk yang mendidih.
Setelah itu Masyithoh berkata kepada Fir’aun, "Saya mempunyai satu permohonan."
Fir’aun menjawab, "Katakanlah!"
Masyithoh berkata, "Saya ingin engkau mengumpulkan tulang-tulangku dan tulang-tulang anakku dalam satu kain untuk kemudian dikuburkan."
Fir’aun menjawab, "Akan aku penuhi permintaanmu."

Lalu satu demi satu anaknya dilemparkan ke dalam periuk mendidih itu di depan matanya, sampai akhirnya tinggal seorang bayi yang masih disusinya dan saat itu Masyithoh nampak ragu-ragu.
Sang anak yang masih bayi diatas gendongan Masyithoh, atas izin Alloh tiba-tiba berbicara, "Terjunlah ibu! Ayo terjunlah, adzab dunia lebih ringan daripada adzab Akhirat." Mendengar anaknya berbicara dan menyeru si ibupun langsung terjun bersama bayinya.

Itulah kisah tentang Masyithoh dan anak-anaknya yang mempertahankan aqidahnya bahwa hanya Alloh yang paling berhak diibadahi dan tidak ada selain-Nya. Ketahuilah anak-anak demikian seharusnya sikap kita sebagai muslim, kita harus pertahankan aqidah kita apapaun resikonya, mari kita senantiasa memohon kepada Alloh agar istiqomah dalam agama ini dan dalam sunnah ini. Amin.

Tidak ada komentar: