Ummu Habibah binti Abi Sufyan
Alhamdulillah kita masih diberi Alloh ta`ala kesempatan bertemu lagi dengan kisah sahabat wanita, insya Alloh kalian anak-anak yang semoga diberi nikmat oleh-Nya dapat mengambil ibrah dai kisah istri nabi berikut...
Ketahuilah oleh kalian wahai anak-anak..kelebihan Ummu Habibah di antara istri-istri Nabi lainnya adalah kedudukannya sebagai putri seorang pemimpin kaum musyrik Mekah yang memelopori perientangan terhadap dakwah Rasulullah dan kaum muslimin, yaitu Abu Sufyan. Dan Ummu Habibah telah berhijrah sebanyak 2 kali, ke Habasyah dan Madinah. Beliau Ummu Habibah dilahirkan tiga belas tahun sebelum kerosulan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam dengan nama Romlah binti Shokhar bin Harb bin Umayyah bin A`bdi Syams. Ayah beliau dikenal dengan julukan Abu Sufyan dan ibunya bernama Shofiyyah binti Abil `Ash bin Umayyah bin `Abdi Syams, yang merupakan bibi sahabat nabi kita ,yaitu `Utsman bin `Affan . .
Ketika beliau sudah beranjak dewasa `Ubaidillah bin Jahsy mempersunting- nya, dan Abu Sufyan pun menikahkan mereka. Sedang `Ubaidillah tsendiri erkenal sebagai pemuda yang teguh memegang agama Nabi `Ibrohim. `alaihi salam.. Dia berusaha menjauhi minuman keras dan judi, dan tidak menyembah berhala. Sementara itu, di Mekah mulai tersebar berita bahwa Muhammad datang membawa agama baru. Mendengar kabar itu, hati `Ubaidillah tergugah, kemudian menyatakan dirinya memeluk agama baru itu. Dia pun mengajak istrinya untuk memeluk Islam bersamanya.
Melihat da`wah tauhid Nabi Muhammad yang berkembang, kaum Quraisy menyatakan perang terhadap kaum muslimin sehingga Rosulullah memerintahkan kaum muslimin untuk berhijroh ke Habasyah. Di antara mereka terdapat `Ubaidillah dan istrinya. Setelah beberapa lama mereka menanggung penderitaan berupa penganiayaan, pengasingan, bahkan pengusiran dan keluarga yang terus mendesak agar mereka kembali kepada agama nenek moyang. Saat itu Ummu Habibah tengah mengandung bayinya yang pertama. Setibanya di Habasyah, bayi beluai lahir yang kemudian diberi nama Habibah. Dari sinilah beliau dikenal dengan nama Ummu Habibah.
Wahai anak-anak di jalan Alloh suatu waktu Ummu Habibah mengatakan bahwa dia memimpikan sesuatu, “Aku melihat suamiku berubah menjadi manusia paling jelek bentuknya. Aku terkejut dan berkata, ‘Demi Alloh, keadaannya telah berubah.’ Pagi harinya `Ubaidillah berkata, ‘Wahai Ummu Habibah, aku melihat tidak ada agama yang lebih baik daripada agama Nasrani, dan aku telah menyatakan diri untuk memeluknya. Setelah aku memeluk agama Muhammad, aku akan memeluk agama Nasrani.’ Aku berkata, ‘Sungguhkah hal itu baik bagimu?’ Kemudian aku ceritakan kepadanya tentang mimpi yang aku lihat, namun dia tidak mempedulikannya. Akhirnya dia terus-menerus meminum minuman keras sehingga merenggut nyawanya.”
Rosululloh halallahu ‘alaihi Wassalam. selalu memantau keadaan umat Islam,selau memeikirkan dan mendo`akan para sahabat beliau yang berada di makkah dan habsyah . Ketika di Madinah beliau mendengar kisah tentang Ummu Habibah yang ditinggalkan `Ubaidillah dengan derita yang ditanggungnya selama ini. Hati beliau terketuk dan berniat menikahinya. Ummu Habibah menceritakan mimpi dan kehidupannya yang suram. Dia berkata, “Dalam tidurku aku melihat seseorang menjumpaiku dan memanggilku dengan sebutan Ummul-Mukminin. Aku terkejut. Kemudian aku mentakwilkan bahwa Rosululloh akan menikahiku.” Dia melanjutkan, “Hal itu aku lihat setelah masa iddahku habis. Tanpa aku sadari seorang utusan Najasyi mendatangiku dan meminta izin, dia adalah Abrohah, seorang budak wanita yang bertugas mencuci dan memberi harum-haruman pada pakaian raja. Dia berkata, ‘Raja berkata kepadamu, ‘Rasulullah mengirimku surat agar aku mengawinkan kamu dengan beliau.” Aku menjawab, ‘Allah memberimu kabar gembira dengan membawa kebaikan.’ Dia berkata lagi, ‘Raja menyuruhmu menunjuk seorang wali yang hendak rnengawinkanmu’. Aku menunjuk Kholid bin Sai`d bin `Ash sebagai waliku, kemudian aku memberi Abrohah dua gelang perak, gelang kaki yang ada di kakiku, dan cincin perak yang ada di jari kakiku atas kegembiraanku karena kabar yang dibawanya.” Ummu Habibah kembali dan Habasyah bersama Syarohbil bin Hasanah dengan membawa hadiah-hadiah dari Najasyi, Raja Habasyah. Berita pernikahan Ummu Habibah dengan Rosulullah merupakan pukulan keras bagi Abu Sufyan. Tentang hal itu, Ibnu Abbas meriwayatkan firman Allah, “Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orangorang yang kamu musuhi di antara mereka. …“ (QS. Al-Mumtahanah: 7). Ayat ini turun ketika Nabi shalallahu ‘alaihi Wassalam. menikahi Ummu Habibah binti Abi Sufyan.
Rosulululloh mengutus `Amr bin Umayyah ke Habasyah dengan membawa dua tugas, yaitu mengabari kaum Muhajirin untuk hijroh ke Madinah dan untuk meminang Ummu Habibah untuk beliau. Di tengah perjalanan kembali ke Madinah mereka mendengar berita kernenangan kaum muslimin atas kaum Yahudi di Khoiibar. Kegembiraan itu pun mereka rasakan di Madinah karena saudara mereka telah kembali dan Habasyah. Rasululloh menyambut mereka yang kembali dengan suka cita, terlebih dengan kedatangan Ummu Habibah. Beliau mengajak Ummu Habibah ke dalarn rumah, yang ketika itu bersarnaan juga dengan pernikahan beliau dengan Shofiyyah binti Huyay bin Akhtab, putri salah seorang pimpinan Yahudi Khoibar.
Anak-anak yang semoga sabar ketahuialh kaum Quraisy mengingkari perjanjian yang telah mereka tanda-tangani di Hudaibiyah bersama Rasulullah. Untuk itu, Rasulullah ingin menaklukkan Makkah. Mereka sudah mengetahui kekuatan pasukan kaum muslimin sehingga mereka memilih jalan damai. Diutuslah Abu Sufyan untuk merundsingkan perdamaian yang telah mereka langgar sendiri dengan Rosululloh. Sesampainya di Madinah, Abu Sufyan tidak langsung menemui Rosululloh, tetapi terlebih dahulu rnenemui Ummu Habibah. Lalu saat itulah Abu Sufyan dan duduk di atas tikar. Melihat itu, Ummu Habibah segera melipat tikar (kasur) sehingga tidak diduduki oleh Abu Sufyan. Abu Sufyan sangat kecewa melihat sikap putrinya, kemudian berkata, “Apakah kau melipat tikar itu agar aku tidak duduk di atasnya atau rnenyingkirkannya dariku?” Ummu Habibah menjawab, “Tikar ini adalah alas duduk Rosululloh, sedangkan engkau adalah orang musyrik yang najis. Aku tidak suka engkau duduk di atasnya.” Setelah itu Abu Sufyan pulang dengan merasakan pukulan berat yang tidak diduga dari putrinya. Dia merasa bahwa usahanya untuk menggagalkan serangan kaurn muslimin ke Makkah telah gagal.
Setelah Rosululloh wafat, Ummu Habibah hidup menyendiri di rumahnya hanya untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Alloh Ta’ala. Dalam kejadian fitnah besar atas kematian `1Utsman bin Affan, dia tidak berpihak kepada siapa pun. Bahkan ketika saudaranya, Mu’awiyah bin Abu Sufyan, berkuasa, sedikit pun dia tidak berusaha mengambil kesempatan untuk menduduki posisi tertentu. Dia juga tidak pernah menyindir `Ali bin Abi Thalib lewat sepatah kata pun ketika berbeda dengan saudaranya itu. Dia pun banyak meriwayatkan hadits Nabi yang kemudian diriwayatkan kembali oleh para sahabat. Di antara hadits yang diriwayatkannya adalah: “Aku mendengar Rosululloh bersabda,
“Barang siapa yang shalat sebanyak dua belas rakaat sehari semalam, niscaya Alloh akan membangun baginya rumah di surga.’ Ummu Habibah berkata, “Sungguh aku tidakpernah meninggalkannya setelab aku mendengar dari Rosulullah shalallahu ‘alaihi Wassalam.” (HR. Muslim)
Ummu Habibah wafat pada tahun ke-44 hijroh dalarn usia tujuh puluh tahun. Jenazahnya dikuburkan di Baqi’ bersama istri-istri Rosululloh yang lain.
Demikianlah anak-anak tercinta sekilas kisah istri beliau Ummu Habibah yang selalu sabar dan istiqomah diatas addin ini. semoga kita dimudahkan oleh Robb kita untuk juga begitu. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar